Jumat 18 Sep 2020 14:08 WIB

TPNPB OPM Bantah Bunuh Warga Sipil

TPNPB mengeklaim membunuh anggota TNI-Polri yang menyamar.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Mas Alamil Huda
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Foto: napiremkorwa.blogspot.com
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, membantah pihaknya melakukan penyerangan terhadap warga sipil di Papua. Walaupun benar dilakukan penyerangan, yang mereka serang merupakan anggota aparat keamanan yang menyamar.

"Tidak benar itu, kalau kami TPNPB OPM bunuh berarti mereka adalah anggota TNI-Polri yang menyamar (jadi) tukang ojek, guru, mantri, suster, dan lain-lain. Jadi TPNPB bantah pernyataan TNI-Polri," ungkap Sebby saat dikonfirmasi, Jumat (18/9).

Sebby juga menyatakan, pihaknya melakukan penembakan terhadap aparat keamanan di Intan Jaya, Papua. Dari kejadian yang terjadi selama tiga menit tersebut, satu orang aparat TNI meninggal dunia terkena tembakan dan tebasan senjata tajam.

"Pada pukul 15.30 WIT aparat gabungan militer Indonesia telah melakukan evakuasi korban tewas dan tiba di Puskesmas Sugapa pukul 17.30 WIT," kata dia.

Atas kejadian tersebut, TPNPB OPM Kodap VIII Wilayah Intan Jaya merebut satu pucuk laras panjang tipe FNC, 25 butir amunisi kaliber 5,56 dan satu buah magazin. Korban meninggal dunia setelah terkena tembakan dari bagian lengan kiri dan terkena dua tebasan parang.

Pihak TNI mengonfirmasi kejadian tersebut. Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, menyampaikan, kejadian itu terjadi pada Kamis (17/9) pukul 14.20 WIT ketika aparat keamanan tengah dalam perjalanan membawa logistik.

"Gerombolan kriminal ini kembali melakukan aksi dengan mengadang dan menyerang aparat TNI atas nama Serka Sahlan yang bertugas sebagai Babinsa di Hitadipa. Korban sedang dalam perjalanan membawa logistik. Korban menderita luka tembak sehingga meninggal dunia di tempat dan dievakuasi ke Puskesmas Bilogai," jelas Suristiawa, Jumat (18/9).

Diberitakan sebelumnya, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) kembali menyerang warga sipil di Papua. Kali ini korban merupakan seorang tukang ojek bernama Badawi (51 tahun) yang meninggal dunia akibat serangan di Bilogai, Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Penyerangan itu terjadi pada Kamis (17/9) sekitar pukul 10.50 WIT, tepatnya di belakang SD YPPK Santo Misael. Korban beralamat di Kompleks Masjid Kampung Yokatapa. Korban terluka berat akibat diserang menggunakan senjata tajam berupa parang. Karena kehabisan darah, akhirnya korban meninggal dunia di tempat.

Korban dievakuasi oleh masyarakat setempat bersama aparat TNI-Polri e Puskesmas Bilogai menggunakan kendaraan roda empat milik pasturan. Di Puskesmas Bilogai, korban ditangani oleh tim medis.

Penyerangan terhadap masyarakat sipil ini hanya berselang tiga hari dari kejadian penyerangan sebelumnya, yakni pada Senin (14/9). Kejadian sebelumnya mengakibatkan dua orang warga sipil menjadi korban. Keduanya masih dirawat di RSUD dan RSMM Timika.

Suriastawa, mengatakan, aparat keamanan sedang melakukan pencarian dan pengejaran terhadap pelaku. Menurut dia, situasi di Sugapa tetap normal. Meski begitu masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

"Kami menyayangkan kejadian penyerangan terhadap warga sipil yang tak berdosa dan mengharapkan aksi-aksi keji semacam ini bisa dihentikan agar masyarakat Papua bisa hidup tenang dan damai," jelas Suriastawa.

Pihak TNI menyatakan akan menanggung semua biaya perawatan dua orang korban penembakan yang dilakukan oleh KKSB di Papua. Keduanya menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Kuala Kencana dan RSUD Mimika.

"Semua biaya perawatan kedua korban sampai sembuh dan kepada keluarga diberikan bantuan dan dana tali asih untuk membantu penyembuhan dan menopang kehidupan selama korban berada di rumah sakit," ujar Asops Kaskogabwilhan III, Brigjen TNI Suswatyo, dalam keterangan pers, Rabu (16/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement