Kamis 17 Sep 2020 20:23 WIB

FIFA Perkirakan Kerugian Akibat Pandemi Dekati Rp 21 Triliun

Setiap asosiasi dapat mengajukan permohonan hibah hingga satu juta dolar AS.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sepak bola. (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Paul Ellis
Sepak bola. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

ZURICH -- Sepak bola di seluruh dunia diperkirakan kehilangan pendapatan hingga 11 miliar pound atau Rp 21 triliun. FIFA telah memperkirakan hal ini sebagai dampak pandemi virus corona. Dilansir dari laman Sky Sports, Kamis (17/9), nilai klub dan tim nasional pada tahun 2020 ada di angka 35,6 miliar pound.

Hitungan klub Liga Champions dipercaya mencapai 14 miliar dolar AS. Ketua Komite Pengara Rencana Bantuan FIFA Covid-19, Olli Rehn memaparkan hal tersebut pada Rabu (16/9) waktu setempat. Menurutnya, FIFA menyediakan dana bantuan sebesar 1,5 miliar dolar AS untuk seluruh stakeholder sepak bola.

"Jumlah yang sangat besar dan mencakup ekonomi sepak bola secara keseluruhan, termasuk semua akademi muda. Ini akan berdampak pada tahun depan, ada carry ove, itulah kenapa dana bantuan ini tidak terikat waktu dan mereka bisa meminta pinjaman jika perlu," kata Rehn.

Pria yang juga menjabat sebagai Pimpinan Bank Finlandia ini menyebut laporan baik dari klub atau asosiasi di Eropa terkena dampak langsung. Namun nyatanya negara di Eropa lebih menderita, khususnya Amerika Serikat.

Rencana bantuan memungkinkann asosiasi nasional dan konfederasi regional untuk mengajukan hibah dan pinjaman tanpa bunga. Setiap asosiasi dapat mengajukan permohonan hibah hingga satu juta dolar AS.

Angka tersebut bisa ditambah hingga 500 ribu dolar AS untuk sepak bola wanita. Kongederasi pun dapat mengajukan permohonan hibah hingga dua juta dolar AS. Pinjaman asosisiasi nasional hingga lima juta dolar AS dan konfederasi dapat mengajukan pinjaman hingga empat juga dolar AS.

Dengan dana tersebut, manajemen dana perlu dilakukan agar tidak ada yang disalahgunakan. Rehn yakin proses audit bisa berjalan dengan baik sehingga cepat mendeteksi jika ada korupsi.

"Tata kelola yang baik jadi inti dari dana bantuan COVID-19 ini. Kami telah menjelaskan hal ini kepada asosiasi anggota. Saya tahu beberapa asosiasi anggota mengeluh tentang prosedur kepatuhan yang berat," katanya.

Dia menyebut sudah terbiasa dengan hal itu. Untuk itu, dia meminta seluruh konfederasi, asosiasi maupun klub bisa patuh secara penuh dan bekerja sama dalam mengaudit setiap dana yang diberikan FIFA.

"Tidak ada ruang bagi korupsi di sepak bola. Sangat penting bahwa uang itu digunakan untuk tujuan yang benar," katanya.

Dia mencontohkan Thailand bisa menggunakan dana tersebut untuk memulai kembali kompetisi liga nasional. Dana pun digunakan tidak hanya dampak dari virus corona, tapi juga teknologi VAR.

Di sisi lain, Meksiko telah membelanjakan hibah untk liga nasional wanita senilai 1,5 juta dolar AS. Brasil pun turut menggunakan dana tersebut untuk pengujian kompetisi wanita.

Sementara di Uruguay, dana tersebut digunakan untuk mempekerjakan kembali staf yang sempat diberhentikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement