Kamis 17 Sep 2020 12:50 WIB

Kenangan Sandi Uno tentang Sosok Abah Alwi

Abah Alwi sempat menjadi wartawan Istana pada era Presiden Sukarno dan Soeharto.

Sandiaga Salahuddin Uno ketika bertemu Abah Alwi di kantor Harian Republika pada 2016.
Foto: Dok Republika
Sandiaga Salahuddin Uno ketika bertemu Abah Alwi di kantor Harian Republika pada 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2018, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas kepergian wartawan senior Republika, Alwi Shahab (84 tahun). "Hari ini kita kembali kehilangan seorang tokoh bangsa, media, dan jurnalistik. Bapak Alwi Shahab semoga beliau khusnul khatimah," kata Sandi dalam ucapan duka yang dikirim ke Republika pada Kamis (17/9).

Sandi mengaku, kerap membaca karya jurnalistik Abah Alwi, sapaan akrabnya, baik berupa artikel yang terbit di Republika maupun buku karya almarhum ttersebut sebagai pegangan untuk memahami masyarakay Jakarta kala kampanye Pilgub DKI 2017. Menurut Sandi, karya jurnalistik Abah Alwi dalam merangkai sejarah budaya Betawi bisa membangkitkan potensi wisata religi.

"Hampir semua pelosok-pelosok DKI Jakarta saya mendapatkan informasi tulisan dari Abah Alwi Shahab. Abah Alwi ini juga menjadi sumber referensi saya berkeliling wilayah DKI untuk menawarkan gagasan bersama Pak Anies," kata Sandi.

Pada 2017 ketika sudah terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI 2017-2022, Sandi mengaku bersama Anies kala segera memulai tugas di Pemprov DKI, ia berkesempatan bersilaturahim dengan Abah Alwi. "Pak Alwi ini tokoh inspirasi mudah-mudahan karya beliau bisa menjadi motivasi awak jurnalis dan media muda terus berkarya dan memberi satu pengembangan bahwa karya jurnalistik itu memiliki nilai ekonomi, yaitu membangkitkan pariwisata pengetahuan sejarah dan religi," kata Sandi.

Abah Alwi memulai karier jurnalistiknya sebagai wartawan Arabian Press Board pada 1960. Mulai 1963, ia bergabung dengan Lembaga Kantor Berita Antara, dan sejak 1993 pindah ke Harian Republika. Abah Alwi sempat menjadi wartawan Istana pada era Presiden Sukarno dan Soeharto.

Beberapa karya almarhum fokus tentang sejarah kehidupan masyarakat Ibu Kota tempo dulu, di antaranya Batavia Kota Banjir, Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia, dan Ciliwung Venesia dari Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement