Kamis 17 Sep 2020 09:06 WIB

Hilangkan Stres dengan Relaksasi Essential Oil

'Essential oil' bisa digunakan saat melakukan relaksasi karena stres selama pandemi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
'Essential oil' bisa digunakan saat melakukan relaksasi karena stres selama pandemi (Foto: ilustrasi essential oil)
Foto: Piqsels
'Essential oil' bisa digunakan saat melakukan relaksasi karena stres selama pandemi (Foto: ilustrasi essential oil)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi, sebagian orang mungkin mengalami stres. Entah itu karena harus berada dirumah selama 24 jam, atau harus menyelesaikan pekerjaan kantor hingga memandu anak sekolah daring.

Banyak cara pula untuk melepas stres. Khusus selama pandemi, menghilangkan stres bisa dengan menerapkan teknik relaksasi.

Baca Juga

TV Host dan Putri Pariwisata Indonesia, dr Reinita Arlin Baskoro, mengatakan, stressor yang berlebihan bisa memicu hormone stres, yaitu hormon kortisol. Hormon ini pada dasarnya baik untuk menstabilkan tekanan darah.

"Namun disaat stressor berlebihan, sifat hormon kortisol dari kelenjar adrenal itu ke luar, dan jika terus ke luar maka tidak baik untuk tubuh,” ujarnya dalam acara Virtual Launching Tupperware Premium Essential Oil dan Talkshow Kesehatan, Selasa lalu.

Reinita mengatakan, relaksasi bisa dilakukan untuk mengontrolnya. Misalnya, melakukan hal-hal yang bisa menstimulasi panca indera yang membuat kita lebih bahagia. Dengan begitu, hormon kortisol tidak ke luar berlebihan dan justru bisa memicu keluarnya hormon sehingga seseorang bisa lebih bahagia.

Reinita mengungkapkan, aroma atau wewangian yang nyaman dihirup bisa menjadi media untuk relaksasi. Essential oil, contohnya, bisa digunakan untuk relaksasi.

Banyak penelitian menyebutkan bahwa essential oil memiliki dampak positif pada kesehatan. Bahkan, pada anak ADHD, anak tersebut bisa lebih fokus melakukan kegiatan bila menghirup essential oil. Essential oil juga memiliki efek antimikroba, anti bakteri dan lainnya.

“Sudah banyak sekali clinical trial dan penelitian ilmiah yang terus berkembang. Ini warisan budaya luhur yang bisa menjadi the future of medition, dan ini bisa dicoba,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement