Rabu 16 Sep 2020 19:15 WIB

Uni Eropa Ungkap Rencana Agar Lebih Tangguh Hadapi Krisis

Solidaritas negara anggota Uni Eropa tampak sangat usang di awal pandemi Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Bendera Uni Eropa. Solidaritas negara anggota Uni Eropa tampak sangat usang di awal pandemi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA
Bendera Uni Eropa. Solidaritas negara anggota Uni Eropa tampak sangat usang di awal pandemi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Kepala eksekutif Uni Eropa (UE) memberikan gambaran serius tentang Eropa yang bergulat dengan pandemi dan resesi terdalam sepanjang sejarah. Ia sekaligus menetapkan tujuan ambisius untuk membuat 27 negara UE lebih tangguh menghadapi krisis di masa depan.

Dalam pidato tahunannya pada Rabu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggandakan sasaran utama yang dia tetapkan saat baru menjabat pada Desember lalu, yakni perlindungan iklim dan revolusi digital.

Baca Juga

Dia meluncurkan rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca Uni Eropa setidaknya hingga 55 persen dari tingkat emisi pada 1990, yang akan diupayakan hingga 2030. Target itu naik dari target sebelumnya sebesar 40 persen.

Dia juga menyerukan investasi yang lebih besar dalam bidang teknologi agar Eropa dapat bersaing lebih tajam dengan China dan Amerika Serikat.

Para pejabat Uni Eropa mengatakan von der Leyen tidak mundur dari rencananya, yang dia buat pada awal masa jabatan, karena krisis virus corona. Bahkan dia yakin pelaksanaan rencana itu akan menjadi kunci bagi kelangsungan ekonomi dan politik Eropa.

Uni Eropa telah dilanda berbagai krisis selama bertahun-tahun. Krisis mulai dari krisis keuangan 2008 hingga perselisihan tentang migrasi dan kisah berlarut-larut pemisahan Inggris dari blok tersebut (Brexit). Solidaritas di antara 27 negara anggota Uni Eropa tampak sangat usang pada permulaan pandemi Covid-19.

Negara-negara UE menolak saling berbagi peralatan medis pelindung dengan sesama anggota blok itu yang paling parah terdampak virus corona. Mereka juga tanpa konsultasi menutup perbatasan masing-masing untuk mencegah penyebaran virus.

Para pemimpin negara-negara Uni Eropa juga bertengkar selama berbulan-bulan atas rencana bersama untuk menyelamatkan ekonomi mereka yang terhambat akibat pandemi virus corona. Namun pada Juli, mereka menyetujui rencana stimulus yang membuka jalan bagi Komisi Eropa untuk mengumpulkan miliaran euro di pasar modal atas nama seluruh negara UE.

Langkah itu merupakan sebuah tindakan solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hampir tujuh dekade integrasi Eropa. Von der Leyen dalam pidatonya mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa "inilah saatnya bagi Eropa" untuk saling percaya dan berdiri bersama.

"Ini momen bagi Eropa untuk memimpin jalan keluar dari kerapuhan ini menuju vitalitas baru," katanya.

"Saya mengatakan ini karena dalam beberapa bulan terakhir kita telah menemukan kembali nilai dari hal-hal yang kita pegang bersama. Kita mengubah ketakutan dan perpecahan antara negara anggota menjadi kepercayaan dalam persatuan kita," ujar dia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement