Rabu 16 Sep 2020 18:31 WIB

Epidemiolog Ingatkan Potensi Klaster Pengungsian Akibat Benc

Klaster pengungsian lantaran potensi orang berkumpul dari berbagai area cukup besar.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah anak-anak korban bencana banjir. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak-anak korban bencana banjir. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Epidemiolog UGM, dr. Citra Indriani mengingatkan, ada kemungkinan munculnya klaster pengungsian akibat bencana alam di tengah-tengah pandemi Covid-19. Karenanya, ia meminta potensi itu segera diantisipasi sejak dini.

"Potensi terjadi klaster Covid-19 di tengah pengungsian cukup besar," kata Citra, Rabu (16/9).

Dia melihat, tingginya potensi klaster pengungsian lantaran potensi orang berkumpul dari berbagai area cukup besar. Jaga jarak juga tidak memungkinkan karena jumlah orang terdampak dan luas area pengungsian tidak sebanding.

Kemudian, perilaku mengabaikan protokol kesehatan saat banjir, kemungkinan besar dapat terjadi di pengungsian. Hal tersebut dikarenakan nantinya pengungsi akan lebih fokus untuk menyelamatkan diri dari bencana.

Soal kemungkinan penularan virus corona melalui banjir, dosen FKKMK UGM ini menuturkan, hingga kini belum ada laporan penularan melalui air. Penularan utama masih melalui percikan bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi.

Sementara, lanjut Citra, penularan tidak langsung terjadi saat kontak dengan permukaan benda terkontaminasi virus corona. Untuk mengantisipasi klaster pengungsian, ia menyarankan dilakukan pemetaan area-area rawan bencana.

Selain itu, upaya-upaya mitigasi perlu ditambah mitigasi untuk mencegah terjadinya klaster Covid-19 di barak-barak pengungsian. Terlebih, Citra mengingatkan, saat ini transmisi Covid-19 masih terjadi.

"Bahkan, menjadi transmisi menetap di masyarakat. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker akan mendorong terjadinya penularan," ujar Citra. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement