Rabu 16 Sep 2020 13:26 WIB

Erick: Harus Ada Optimisme Indonesia Bisa Keluar dari Krisis

Fatality rate Covid-19 di Indonesia menurun dari delapan persen menjadi 3,99 persen.

Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok. FMB
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan pemerintah bersama masyarakat Indonesia harus memiliki optimisme yang besar untuk membawa Indonesia keluar dari krisis pandemi Covid-19. Terlebih lagi, kata Erick, saat ini Indonesia sedang dalam kondisi mengalami perbaikan dari sisi kematian (fatality rate).

"Harus ada optimisme bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis ini," katanya dalam acara HSBC Economic Forum di Jakarta, Rabu (16/9).

Baca Juga

Erick menuturkan fatality rate Covid-19 di Indonesia menurun dari delapan persen pada April lalu menjadi 3,99 persen. “Memang global masih lebih baik (3,18 persen) tapi dengan kerja keras dan gotong royong bersama kita yakini angka fatality ini bisa terus kita tekan,” ujarnya.

Tak hanya itu, Erick menyatakan Indonesia juga sedang pada tren yang sangat baik dari sisi ekonomi jika dibandingkan dengan negara-negara G20 seperti India, Prancis, dan Inggris. "Kita lebih baik, karena itu keputusan Bapak Jokowi untuk tidak me-lockdown adalah keputusan yang tepat," tegasnya.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia seperti Singapura dan Malaysia maka Indonesia tetap lebih baik meskipun masih di bawah Taiwan dan Korea Selatan. "Apalagi kemarin ada seorang pengamat yang baru menginformasikan kalau kita dibandingkan beberapa negara di dunia kita masih dalam kondisi optimis," katanya.

Selain itu, ia menjelaskan Indonesia mempunyai pangsa pasar yang besar jika dilihat secara demografi yaitu jumlah masyarakat kelas menengah terus tumbuh dari 7 persen ke level 20 persen atau 52 juta dari total 237 juta penduduk.

"Kalau total penduduk kita 273 juta lalu middle income kita bisa tumbuh sepertiganya itu kurang lebih 90 juta," jelasnya.

Erick mengatakan masyarakat kelas menengah yang terus meningkat membawa potensi besar bagi pasar bahkan lebih besar dari beberapa negara besar di dunia. "Dibandingkan negara lain seperti penduduk Korea Selatan itu 55 juta jadi hampir sama, Afrika Selatan 56 juta, bahkan Spanyol 46 juta," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement