Rabu 16 Sep 2020 13:19 WIB

Yoshihide Suga Resmi Jadi PM Jepang Gantikan Shinzo Abe

Yoshihide Suga merupakan rekan dekat Shinzo Abe

Rep: Fergi Nadira/Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Yoshihide Suga
Foto: EPA
Yoshihide Suga

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Parlemen Jepang resmi memilih Yoshihide Suga sebagai perdana menteri baru menggantikan Shinzo Abe yang mundur karena alasan kesehatan, pada Rabu (16/9). Setelah memenangkan kepemimpinan partai yang berkuasa awal pekan ini, pemungutan suara di parlemen Jepang mengonfirmasi posisi barunya.

Suga memenangkan 314 suara dari 462 yang diberikan oleh anggota majelis rendah parlemen. Parlemen tersebut lebih diutamakan dalam memilih perdana menteri daripada majelis tinggi, yang juga diharapkan memilih Suga karena mayoritas blok yang berkuasa.

Baca Juga

Rekan dekat Abe berusia 71 tahun itu menjadi perdana menteri baru yang diharapkan untuk melanjutkan kebijakan pendahulunya. Sebelumnya, Abe sempat mengadakan rapat kabinet terakhirnya.

Dilansir BBC, Abe mengatakan kepada wartawan bahwa dia bangga dengan pencapaiannya selama hampir delapan tahun berkuasa. Suga kemudian dengan mudah memenangkan suara untuk perdana menteri di Diet, majelis rendah Jepang, di mana koalisi yang dipimpin oleh Partai Demokrat Liberal (LDP) yang konservatif memegang mayoritas.

Bersama dengan kabinet barunya, Suga kemudian akan disahkan secara seremonial oleh kaisar di Istana Kekaisaran. Suga sebagai seorang politisi veteran dan anggota kabinet lama memimpin pada masa sulit untuk ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Seperti banyak negara lain, Jepang tengah berjuang dengan pandemi virus corona yang telah menyebabkan kemerosotan ekonomi terbesar dalam catatan sejarah setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi ekonomi. Negara tersebut juga menghadapi masyarakat yang menua dengan cepat, dengan catatan bahwa hampir sepertiga penduduknya berusia di atas 65 tahun.

Suga telah menjabat selama bertahun-tahun sebagai Kepala Sekretaris Kabinet. Itu adalah peran paling senior dalam pemerintahan setelah perdana menteri.

Dia telah berjanji untuk menjalankan banyak agenda pemerintahan sebelumnya, termasuk program reformasi ekonomi yang dijuluki Abenomics. "Pemilihan Suga menjamin kontinuitas dalam semua inisiatif kebijakan utama yang diluncurkan oleh Shinzo Abe," kata Yuki Tatsumi, direktur program Jepang Stimson Center yang berbasis di Washington, kepada BBC.

"Apa yang akan menjadi ujian terbesar baginya adalah seberapa baik dia tampil sebagai wajah publik pemerintah Jepang," dia memperingatkan.

Menurutnya, kemampuan Suga sebagai tangan kanan Abe dan Sekretaris Kabinetnya telah terbukti cukup banyak, kemampuannya untuk memimpin negara sebagai pemimpin atas sebagian besar belum teruji, terutama di bidang kebijakan luar negeri. "Bagaimana Suga dapat beralih dari mendukung ke aktor utama pemerintahan akan menentukan seberapa baik transisi kepemimpinan dapat dikelola," ujar Tatsumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement