Rabu 16 Sep 2020 10:15 WIB

Pelni Harap 11 Pelabuhan Dibuka Kembali

Peningkatan jumlah penumpang terus terlihat pada pertengahan kuartal ketiga 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Bilal Ramadhan
Penumpang turun dari atas KM Labobar saat berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (1/7/2020). Pelabuhan penumpang Pantoloan akhirnya kembali beroperasi setelah ditutup selama tiga bulan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pengoperasian pelabuhan tersebut disertai penerapan protokol kesehatan ketat. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Penumpang turun dari atas KM Labobar saat berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (1/7/2020). Pelabuhan penumpang Pantoloan akhirnya kembali beroperasi setelah ditutup selama tiga bulan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Pengoperasian pelabuhan tersebut disertai penerapan protokol kesehatan ketat. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Peersero) atau Pelni saat ini terus mengalami peningkatan penumpang. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro mengharapkan 11 pelabuhan yang saat ini masih ditutup dapat kembali dibuka.

“Pelabuhan yang hingga saat ini masih ditutup oleh pemerintah daerah setempat adalah Tarempa, Letung, Kijang, Karimunjawa, Bontang, Lewoleba, Namrole,  Saumlaki, Nabire, Agats, dan Merauke,” kata Yahya dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (16/9).

Dia menambahkan, meski 11 pelabuhan masih ditutup untuk penumpang, Pelni siap mengoperasikan 23 kapal penumpang pada September 2020. Sementara tiga kapal penumpang lainnya masih belum dioperasikan.

Yahya menuturkan, peningkatan jumlah penumpang terus terlihat pada pertengahan kuartal ketiga 2020. “Pada pertengahan kuartal tiga ini tercatat mengalami peningkatan 314 persen dibandingkan kurtal sebelumnya,” ujar yahya.

 

Dia merinci, per 13 September 2020 jumlah penumpang Pelni sebanyak 151.685 atau naik 314 persen dari 36.603 penumpang pada kuartal kedua. Yahya menilai, jumlah kenaikan penumpang tersbeut cukup signifikan.

“Peningkatan ini karena pada kuartal kedua jumlah kapal yang beroperasi lebih sedikit dibandingkan kuartal ketiga akibat adanya pandemi Covid-19,” kata Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement