Selasa 15 Sep 2020 18:52 WIB

PSBB Jakarta, Terminal Bus di Tangsel Sepi Penumpang

Jumlah penumpang tidak sampai 50 persen dari kapasitas kursi yang ada di bus

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Hiru Muhammad
Terminal bus Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) sepi penumpang, Selasa (15/9).
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Terminal bus Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) sepi penumpang, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN--Terminal bus Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) kembali sepi penumpang. Hal itu karena diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta.

Terlihat dari pantauan Republika, nampak hanya ada delapan armada bus yang berjajar rapih di kawasan terminal. Satu armada bus telah bersiap dengan kondisi mesin yang sudah dipanaskan. Bus jurusan Tangerang-Jogja nampaknya akan segera berangkat meski jumlah penumpang tak sampai penuh.

Salah satu pembantu supir armada bus, Owo (40 tahun) mengatakan hari ini untuk jumlah penumpang yang diangkutnya tak sampai 10 orang. Meski pihaknya mengaku rugi, armada tetap diberangkatkan mengantar penumpang sampai tujuan.

Menurutnya PSBB yang berlaku di wilayah DKI Jakarta berdampak penggunaan moda transportasi oleh masyarakat. Pengguna armada bus yang terhitung sejak 14 September 2020  berkurang banyak. “Sekarang udah sepi lagi, gara-gara PSBB Jakarta kemarin. Sebelumnya kan enggak tuh sempet longgar, sempet penuh nih penumpang, sekarang udah sepi lagi,” ucapnya, Selasa (15/9).

Lebih lanjut, penumpang yang akan diberangkatkan menuju Jogja dan sekitar, jumlahnya tidak memenuhi kursi yang disediakan armada bus. Bahkan tak sampai dengan 50 persen dari total kursi yang tersedia. “Ini sekarang yang naik nggak sampai 20 penumpang, sekitar 10 orang aja, tapi kita tetap berangkat,” kata Owo.

Kondisi Covid-19 yang terus meningkat, nampaknya memaksa DKI Jakarta membuat kebijakan. Sebagai pembantu supir, Owo pun mengaku kesulitan untuk mencari makan sejak pembatasan sosial yang diterapkan pada 14 September 2020. Menurutnya pendapatan menjadi berkurang sebab penumpang tak banyak yang melakukan perjalanan. “Iya jadi sulit aja cari makan, biasanya dalam sehari bus bisa langsung berangkat, tapi dari kemarin kita nunggu dua malam dulu, baru berangkat. Ya kita nunggu penumpang,” katanya.

Sementara salah satu petugas di Terminal Pondok Cabe, Angga, mengakui jika PSBB di Jakarta memang berdampak pada moda transportasi di sekitar wilayah penyangga ibu kota. Menurutnya kondisi Terminal Pondok Cabe, Tangsel ini kembali sepi seperti awal mula penerapan PSBB di Tangsel.“Iya mulai agak sepi sekarang, cuma ada beberapa armada dan penumpang yang datang,” ujarnya.

Menurutnya dalam sehari jumlah pengunjung yang datang ke terminal tidak sampai dengan 15 orang. Dari jumlah tersebut tidak semuanya akan lakukan perjalanan keluar kota, ada juga yang hanya mengantar anggota keluarganya. Untuk jumlah armada bus pun tidak banyak seperti sebelumnya.“Iya dalam sehari tidak banyak, per hari Senin kemarin hanya ada beberapa yang datang,” katanya.

Salah seorang penumpang armada bus tujuan Jogja yang ditemui Republika, Dayat (45 tahun) mengatakan PSBB yang diterapkan DKI Jakarta tidak menghalangi dirinya untuk pulang mengunjungi keluarga di kampung halaman. Sebab tidak ada aturan yang menyulitkan untuk dirinya pergi keluar kota. “Iya hari ini saya ke Jogja, aturan PSBB di DKI Jakarta masih belum ketat, untuk keluar masuk juga gampang, rencana juga Jumat saya sudah kembali,” katanya.

Dayat mengaku tak khawatir jika nantinya membawa virus ke kampung halaman dan menularkan ke saudara-saudaranya. Menurutnya jika sering menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari harinya, akan lebih minim tertular virus Covid-19.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement