Selasa 15 Sep 2020 00:10 WIB

Sepak Terjang AIPAC, Lobi Yahudi Paling Disegani di Amerika

AIPAC merupakan lobi Yahudi paling disegani di Amerika Serikat.

AIPAC merupakan lobi Yahudi paling disegani di Amerika Serikat.  Bendera Amerika Serikat
AIPAC merupakan lobi Yahudi paling disegani di Amerika Serikat. Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, Konferensi tahunan kelompok lobi Israel terkuat di Amerika Serikat (AS), Komite Usulan Publik Amerika-Israel (AIPAC), pada 2018 lalu disebut merupakan ajang untuk menegaskan kembali kepentingan AS dan Israel terhadap Palestina. Meski begitu, Israel mencoba mencari sekutu baru pada pertemuan kali ini.

Pengamat Timur Tengah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Smith Alhadar mengatakan, rata-rata konferensi AIPAC menyuarakan deklarasi Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, mendukung permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki, menolak kepulangan pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka di Israel, dan meolak pembentukan negara Palestina merdeka.

"Lobi-lobi ini yang diambil Trump dan dijadikan salah satu isu utama dalam kampanye kepresidenan AS," ujar Smith, sebagaimana dikutip dari arsip Harian Republika.

Ia mengatakan, AIPAC merupakan lobi Yahudi yang paling berpengaruh di AS sehingga sulit bagi AS menolak keinginan kelompok ini. Itu sudah terbukti dengan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Yang diundang ada anggota parlemen, kongres, DPR, wakil presiden, dan orang-orang dalam lingkaran Trump untuk ikut berpidato di konferensi. Jadi, ini menegaskan kembali apa yang menjadi kepentingan Israel," kata Smith.

Dia menjelaskan, AIPAC tahun ini ingin AS mengakui permukiman Yahudi di Tepi Barat merupakan sesuatu yang legal. Selain itu, Israel menginginkan adanya penolakan pemu langan 4 juta pengungsi Palestina ke Israel.

Di saat bersamaan, AIPAC juga mendorong Pemerintah AS menguatkan hubungannya dengan calon pemimpin Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.

Smith mengatakan, konsep perdamaian yang dilakukan penasihat senior Donald Trump, Jared Kushner, menyebut Yerusalem milik Israel dan sebagian Tepi Barat juga tetap berada di tangan Israel. Sedangkan, Pa lestina hanya diberikan Jalur Gaza dan sebagian Sinai Utara. "Dan ini didukung Muhammad bin Salman," kata dia.

Oleh karena itu, penting bagi AIPAC untuk mendorong AS menguatkan hubungan dengan Pangeran Muhammad bin Salman yang juga menyongkong agenda Israel di Timur Tengah, terutama dalam berhadapan dengan Iran dan Palestina.

Hal itu akan membuat Paletina semakin hari semakin lemah karena ujung tombak negara Arab, seperti Mesir dan Arab Saudi, berdiri di belakang Israel sehingga reaksi-rekasi Palestina tidak akan berdampak pada kepentingan Palestina.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement