Senin 14 Sep 2020 17:55 WIB

Target BWI Tumbuhkan Kesadaran Kolektif Berwakaf

Manfaat wakaf sangat besar.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Target BWI Tumbuhkan Kesadaran Kolektif Berwakaf. Foto: Ketua Badan Wakaf Indonesia Mohammad Nuh menyampaikan paparan saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Kamis (10/9). Kunjungan tersebut membahas persiapan menjelang Rakornas Badan Wakaf Indonesia yang akan dilaksanakan secara tatap muka dan virtual di Hotel Sultan Jakarta, Senin (14/9). Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Target BWI Tumbuhkan Kesadaran Kolektif Berwakaf. Foto: Ketua Badan Wakaf Indonesia Mohammad Nuh menyampaikan paparan saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Kamis (10/9). Kunjungan tersebut membahas persiapan menjelang Rakornas Badan Wakaf Indonesia yang akan dilaksanakan secara tatap muka dan virtual di Hotel Sultan Jakarta, Senin (14/9). Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang sedang menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) menyampaikan ingin menumbuhkan kesadaran kolektif berwakaf di tengah masyarakat Indonesia. Sebab potensi dan manfaat wakaf sangat besar, jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik akan bisa memenuhi janji kemerdekaan. 

Ketua BWI, Prof Mohammad Nuh mengatakan, ada persoalan yaitu indeks literasi wakaf masyarakat Indonesia masih rendah. Itu realitas yang tidak perlu diperdebatkan, tapi perlu dipertanyakan bagaimana caranya bisa meningkatkan indeks literasi wakaf. 

Baca Juga

"Kalau masyarakat ini sudah tumbuh pemahaman, pengetahuan dan kesadarannya maka nanti akan kita dapatkan adalah akan terjadi mobilisasi yang luar biasa orang berwakaf itu," kata Prof Nuh saat pidato sambutan dalam Rakornas BWI Se-Indonesia di Hotel Sultan, Senin (14/9).

Ia menerangkan, orang-orang yang berwakaf tidak harus sampai ratusan juta, meski kalau ada yang wakaf ratusan juta tetap disyukuri. Sebab yang ingin BWI gerakan adalah kesadaran kolektif berwakaf. Meskipun hanya wakaf Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu, tapi kalau yang melakukan wakafnya banyak orang maka akan menjadi dahsyat hasilnya.

"Dari mobilisasi dan tata kelola wakaf itu, kita tidak hanya ingin memobilisasi aset wakaf tanpa diikuti tata kelola yang baik, kita ingin mobilisasi disertai tata kelola yang baik, dari situ semua akan bisa kita perkuat yang namanya sistem ekonomi Islam, sistem keuangan syariah," ujarnya.

Prof Nuh mengatakan, dari kesadaran berwakaf masyarakat yang tumbuh dan tata kelola aset wakaf yang baik, tujuan akhirnya ingin menunaikan janji kemerdekaan Indonesia. Karena saat Indonesia merdeka, bangsa Indonesia telah berjanji dan itu dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Pada Pembukaan UUD 1945 termaktub janji kemerdekaan bangsa Indonesia. Yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan perdamaian dunia. 

"Itu yang kita rindu pada saat 100 tahun Indonesia merdeka kita ingin melunasi janji-janji pada saat kita merdeka dulu, Badan Wakaf Indonesia bersama masyarakat ingin menunaikan janji yang mulia itu," jelasnya.

Rakornas BWI Se-Indonesia kali ini mengusung tema Kebangkitan Wakaf Produktif Menuju Indonesia Emas 2045. Prof Nuh menjelaskan, tema ini diambil untuk mempersiapkan Indonesia 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. 

Tentu ada sumber inspirasi mengapa BWI mengambil tema itu. Salah satu sumber inspirasinya adalah sabda Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini, pada setiap akhir seratus tahun, orang atau tokoh yang memperbaharui untuk umat agama mereka. 

Menurut Prof Nuh, tokoh itu tidak harus seseorang, bisa jadi itu kesadaran kolektif yang ingin membangkitkan dan menyongsong kejayaan Indonesia 2045. Mudah-mudahan ada kesadaran kolektif di seluruh rakyat Indonesia. "Ini untuk mempersiapkan menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka, itulah kira-kira yang mendasari mengapa tema itu diambil" ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement