Senin 14 Sep 2020 17:35 WIB

Pakistan akan Buka Kembali Sekolah dan Universitas

Pakistan berhasil menekan kasus Covid-19 dan angka kematian.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang polisi berjalan di depan toko yang tutup selama pembatasan karena COVID-19 di Peshawar, Pakistan, Jumat (15/5). Pemerintah provinsi Punjab, Sindh, Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan pada Jumat (8/5) mengumumkan peloggaran pambatasan wilayah. Pembatasan wilayah dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.
Foto: EPA-EFE / SHAHZAIB AKBER
Seorang polisi berjalan di depan toko yang tutup selama pembatasan karena COVID-19 di Peshawar, Pakistan, Jumat (15/5). Pemerintah provinsi Punjab, Sindh, Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan pada Jumat (8/5) mengumumkan peloggaran pambatasan wilayah. Pembatasan wilayah dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan akan kembali membuka sekolah dan perguruan tinggi mulai Selasa (15/9). Pembukaan itu mengakhiri kebijakan lockdown selama enam bulan untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona. 

"Besok kami akan menyambut jutaan anak kembali ke sekolah. Merupakan prioritas & tanggung jawab bersama kami untuk memastikan bahwa setiap anak dapat bersekolah dengan aman. Kami telah bekerja untuk memastikan bahwa operasional sekolah sejalan dengan aturan keselamatan kesehatan masyarakat di #COVID19," ujar Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam cicitannya di Twitter. 

Baca Juga

Khan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan prosedur standar operasional untuk memastikan lingkungan di lembaga pendidikan berjalan dengan aman. Pada 7 September, Menteri Pendidikan Pakistan Shafqat Mahmood mengumumkan pembukaan kembali sekitar 300 ribu sekolah dan perguruan tinggi. Mahmood akan membuka kembali institusi pendidikan secara bertahap untuk menghindari gelombang baru pandemi. 

“Jika semua berjalan lancar, maka siswa kelas enam hingga delapan akan kembali ke sekolah pada 23 September, sedangkan siswa kelas lima hingga kelas lima akan kembali bersekolah pada 30 September,” kata Mahmood.

Selain itu, lebih dari 30 ribu seminari keagamaan di seluruh Pakistan juga akan dibuka secara bertahap mulai Selasa. Pemerintah menegaskan, lembaga pendidikan harus menerapkan protokol kesehatan selama aktivitas belajar mengajar. Mereka wajib mengenakan masker, dan menjaga jarak satu sama lain.

Pakistan adalah salah satu negara yang mencatat penurunan jumlah kasus harian virus korona secara drastis. Dalam beberapa bulan terakhir, negara tersebut mencatat penurunan kasus harian dari 7.000 menjadi 200. Selain itu, Pakistan berhasil menekan angka kematian menjadi satu digit. 

Pekan lalu, WHO memuji Islamabad dan beberapa negara lain yang berhasil menangani krisis virus corona dengan baik. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Pakistan mengerahkan infrastruktur yang dibangun selama bertahun-tahun bagi polio sebagai fasilitas dalam memerangi pandemi virus korona. Petugas kesehatan yang telah dilatih untuk memvaksinasi polio dari pintu ke pintu telah digunakan untuk pengawasan, pelacakan kontak, dan perawatan selama pandemi. 

Ada banyak contoh lain yang bisa kami berikan, termasuk Kamboja, Jepang, Selandia Baru, Republik Korea, Rwanda, Senegal, Spanyol, Vietnam dan banyak lagi," ujar Ghebreyesus. 

Pakistan sejauh ini mencatat 302.020 kasus, dengan 6.383 kematian. Sementara jumlah pasien yang pulih mencapai 289.806. Pemerintah Pakistan saat ini mengikuti strategi "mini smart lockdown". Menurut rencana, pihak berwenang hanya menutup rumah atau tempat kerja yang terjadi penularan infeksi corona, ketimbang menutup seluruh area, jalan, atau pusat perbelanjaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement