Senin 14 Sep 2020 18:10 WIB

Legislator: Penusukan Syekh Ali Jaber Diduga Terencana

Polisi diminta jangan terkecoh bahwa orang yang melakukan hal itu tergolong tidak war

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Saleh Partaonan Daulay
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay mengutuk keras tindakan penusukan terhadap Syekh Ali Jaber. Saleh menduga penusukan tersebut sudah direncanakan sebelumnya. 

Dia meminta, polisi jangan terkecoh bahwa orang yang melakukan hal itu tergolong tidak waras. "Jangan disimplikasi bahwa ini dilakukan orang yang tidak sehat. Justru, banyak yang menduga bahwa tindakan kekerasan seperti ini sudah terencana. Buktinya, targetnya langsung pak Syekh Ali Jaber," kata Saleh dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (14/9).

Saleh meminta polisi serius menangani kasus penusukan ini. Penuntasan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Atas kejadian itu, masyarakat merasa was-was dan khawatir karena kekerasan ternyata bisa menyasar ulama.

"Tindakan penusukan itu kan terjadi di tempat keramaian. Yang lebih menyedihkan, itu dilakukan pada saat penyampaian ceramah agama. Ini benar-benar keterlaluan," ujar mantan Ketua Umum PP. Pemuda Muhammadiyah tersebut.

Saleh meminta pemerintah untuk benar-benar mencari dalangnya. Langkah ini menurutnya perlu dilakukan agar tidak ada multi tafsir di tengah masyarakat. Selain itu, kepastian hukum bisa ditegakkan.

"Jangan ada asumsi bahwa para penceramah agama tidak aman. Justru, para penceramah itu harus mendapatkan perlindungan lebih. Apalagi, mereka berceramah dalam rangka membina akhlak dan moral masyarakat," ujar Saleh.

"Setahu saya, Syekh Ali Jaber ini tidak berafiliasi dengan partai politik. Ceramahnya pun selalu bicara soal perdamaian. Karena itu, agak aneh jika beliau menjadi target sasaran tindak kekerasan," ucap Saleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement