Senin 14 Sep 2020 15:29 WIB

''BUMN Harus Jadi Pabrik Talenta''

Banyak BUMN berinvestasi, tapi tidak fokus.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Logo baru BUMN terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kementerian BUMN ingin BUMN jadi pabrik talenta.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Logo baru BUMN terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kementerian BUMN ingin BUMN jadi pabrik talenta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementrian BUMN Alex Denni menyampaikan, tren global saat ini tak bisa dibendung lagi sehingga yang bisa dilakukan adalah mengantisipasi. PT Pos Indonesia juga bagian dari itu dimana angkutan darat dan laut kini juga ikut berkompetisi mengangkut kargo.

Padahal dulu, PT Pos juga tak punya kompetitor tapi sekarang jadi punya kompetitor. Karena, perusahaan sejenis baru mulai bermunculan. 

Baca Juga

Begitupun soal teknologi. Alex melanjutkan, dulu dari 10 perusahaan terbesar hanya dua yang merupakan perusahaan teknologi. Sekarang semua perusahaan sudah berbasis teknologi.

"Jadi, waspadai ancaman pada SDM untuk pekerjaan-pekerjaan rutin, transaksional dan administratif gampang digantikan teknologi," kata Alex saat menghadiri Launching Core Values AKHLAK PT Pos Indoensia di Bandung, Jawa Barat, melalui konferensi video pada Senin (14/9).

Untuk perusahaan dalam negeri, kata dia, sebenarnya Indonesia memiliki SDM melimpah dari bonus demografi. Diperkirakan, 70 persen dari generasi Indonesia adalah milenial.

Namun, dilema saat ini adalah Indonesia masih kekurangan talenta. Padahal negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia kompetitif SDM-nya.

Ia meminta BUMN alergi merekrut telenta ke perusahaan. "Jadikan BUMN pabrik talenta walaupun kita harus mengimpor talent dulu dari luar," kata dia.

Menurutnya, Indonesia memiliki pekerjaan rumah. Di satu sisi ekonomi tumbuh dan sisi lain SDM Indonesia tidak boleh kalah kompetitif dibandingkan negara lain. 

"Transformasi SDM tak bisa ditunda. Talenta harus jadi salah satu prioritas," ujarnya.

Saat ini, kata dia, BUMN-BUMN banyak berinvestasi tapi tak fokus ke satu bidang. Misalnya, perusahaan jalan tol lalu membuat pabrik aspal. "Seharusnya, fokus ke bisnis inti agar optimal. Hal tersebut jelas butuh talenta. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement