Senin 14 Sep 2020 00:40 WIB

Satu Pasien Positif Covid-19, Kota Ruili Ditutup Total

Kota Ruili, Yunnan, menutup total kotanya setelah seorang pasien positif Covid-19.

Kota Ruili di Provinsi Yunnan, China, yang berbatasan dengan Myanmar, ditutup total setelah ditemukan seorang pasien positif COVID-19 (Foto: ilustrasi Covid-19 China)
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Kota Ruili di Provinsi Yunnan, China, yang berbatasan dengan Myanmar, ditutup total setelah ditemukan seorang pasien positif COVID-19 (Foto: ilustrasi Covid-19 China)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Ruili di Provinsi Yunnan, China, yang berbatasan dengan Myanmar, ditutup total setelah ditemukan seorang pasien positif COVID-19. Sementara, pariwisata di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, tengah menggeliat, bahkan suasananya persis sebelum masa pandemi.

Setelah ada seorang pasien yang diduga positif COVID-19, maka Kota Ruili menerapkan lockdown sejak Sabtu (12/9). Laporan sejumlah media di China menyebutkan, dikutip Ahad (13/9), seorang terduga bermarga Chen memeriksakan diri ke Rumah Sakit Jingcheng di Ruili, dan didiagnosis dengan COVID-19 pada Sabtu.

Baca Juga

Tidak diketahui pasti kapan, di mana, dan bagaimana dia terinfeksi. Namun, media berspekulasi dia melintasi perbatasan secara ilegal karena Kota Ruili dalam beberapa bulan terakhir tidak memiliki kasus domestik.

Ruili berbatasan dengan Kota Muse, Myanmar. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200.000 jiwa, Ruili memiliki beberapa persimpangan yang mengarah ke Myanmar, termasuk jalur perdagangan batu giok.

Platform daring pelayanan perjalanan wisata, Qunar, melaporkan, sementara itu, pariwisata Wuhan berangsur normal sejak status lockdown dicabut pada 8 April. Jumlah penumpang pesawat yang keluar-masuk Wuhan pada 8 Agustus-8 September meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan 8 April.

Bandar Udara Internasional Tianhe di Ibu Kota Provinsi Hubei yang menjadi tempat pertama kali ditemukan kasus COVID-19 itu pernah didatangi 60.200 penumpang dalam sehari. Angka harian yang tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Saat kereta metro bawah tanah mulai beroperasi pada Maret 2020, kereta hanya mampu mengangkut 500 ribu orang. Namun, kini sudah bisa mencapai 2,5 juta orang dalam sehari.

Pada pertengahan bulan ini, Bandara Tianhe sudah bisa didarati sejumlah penerbangan langsung dari beberapa kota di dunia. Beberapa penerbangan internasional yang sudah mengajukan izin mendarat di Wuhan, di antaranya berangkat dari Jakarta, Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, Manila, Hanoi, Sihanoukville, Seoul, dan Tokyo, demikian data Departemen Penerbangan Sipil setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement