Ahad 13 Sep 2020 12:21 WIB

Industri Kopi Diharapkan Jadi Pendorong Pemulihan Ekonomi

Kopi jadi satu komoditas utama di Jawa Timur yang berpotensi mendorong ekonomi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petani menunjukkan buah kopi ekselsa di lereng pegunungan Anjasmoro Desa Panglungan, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (10/9/2020).
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Petani menunjukkan buah kopi ekselsa di lereng pegunungan Anjasmoro Desa Panglungan, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (10/9/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyad mengungkapkan, dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pihaknya bekerja sama dengan Bank Jatim melakukan business matching dan survei lapangan. Survei kali ini difokuskan pada sektor perkebunan, pertanian, dan peternakan.

"Tujuannya, untuk melihat secara langsung dampak pandemi Covid-19 di sektor riil sekaligus menggali kegiatan usaha yang dapat menjadi motor pemulihan ekonomi Jawa Timur," kata Bambang melalui siaran persnya, Ahad (13/9).

Bambang menjelaskan, sektor perkebunan yang disasar kali ini adalah kopi, yang merupakan salah satu komoditas utama di Provinsi Jawa Timur. Khususnya di Kabupaten Bondowoso dengan luas lahan terbesar di Jawa Timur.

Berdasarkan hasil survei, selama pandemi terdapat penurunan penjualan yang disebabkan turunnya permintaan dari restoran, hotel, cafe dan menurunnya ekspor, sehingga mempengaruhi harga biji kopi. Namun demikian, diakuinya saat ini permintaan sudah berangsur membaik.

"Komoditas Kopi diharapkan dapat menjadi kluster industri kopi karena adanya daya ungkit yang cukup besar dari hulu ke hilir. Mulai dari petani kopi sampai pengusaha Cafe," ujarnya.

Selain kopi, yang menjadi sasaran survei lainnya adalah petani beras dan sayur organik, serta peternak sapi dan domba. Menurutnya, permintaan dan penjualan untuk beras organik, sayur organik serta domba, dan sapi masih cukup tinggi pada masa pandemi.

"Karena merupakan kebutuhan dasar dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan," kata Bambang.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan penandatanganan akad kredit oleh petani kopi, petani beras organik, petani hidroganik, serta peternak sapi dan domba dengan total kredit sebesar Rp5,745 milliar dari Bank Jatim. Selain itu juga dilakukan pendampingan kepada petani kopi dalam pembuatan kemasan dan label serta pengelolaan keuangan yang merupakan kelanjutan dari pendampingan serupa di tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement