Sabtu 12 Sep 2020 13:38 WIB

MCCC: Penyebaran Covid-19 di Indonesia Belum Terkendali

Kondisi ini semakin diperparah dengan terbatasnya pemeriksaan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Agus Samsudin, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center
Foto: Dokumen.
Agus Samsudin, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, wabah virus corona atau Covid-19 belum selesai. Kedaruratan bencana masih terus berlangsung. 

"Laju penyebaran kasus Covid-19 di seluruh daerah di Indonesia saat ini masih belum dapat dikendalikan, penularan masih tinggi," kata Ketua MCCC, Agus Samsudin dalam Surat Edaran MCCC Nomor 01/EDR/ Covid-19/ 2020 yang diterima Republika.co.id, Sabtu (12/9). 

Baca Juga

Agus mengatakan, kondisi ini semakin diperparah dengan terbatasnya pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), tingginya kasus carrier atau orang tanpa gejala (OTG), serta banyaknya kasus under reported. Data 10 September 2020 menunjukkan bahwa 20.7203 orang telah terinfeksi Covid-19 dan 8.456 jiwa di antaranya telah meninggal dunia. 

Semestinya semua pihak fokus kepada upaya penanggulangan pandemi Covid-19 hingga dapat teratasi secara tuntas. Baru kemudian mengatasi dampak ikutannya seperti dampak ekonomi, sosio kultural, termasuk di bidang pendidikan.  

MCCC juga memahami berbagai keresahan yang dialami amal usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan terkait berbagai tantangan yang dihadapi sekaligus dalam masa pandemi Covid-19 ini. "Yaitu tantangan kualitas pembelajaran dan tantangan keberlanjutan amal usaha akibat pemberlakukan kebijakan penerapan protokol kesehatan selama enam bulan terakhir berupa penutupan kegiatan tatap muka di sekolah, pesantren, dan kampus," ujarnya.  

Agus mengatakan, Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan berkemajuan yang menjunjung tinggi kemanusiaan telah menjadi bagian terdepan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 ini. Telah banyak energi dan sumber daya yang diperjuangkan untuk menanggulangi pandemi. Mulai dari upaya pencegahan guna menahan laju penularan, penanganan pasien terdampak Covid-19 hingga berjibaku menangani dampak sosio ekonomi melalui program ketahanan pangan atau bantuan langsung tunai yang di dalamnya ada sumbangsih amal usaha Muhammadiyah bidang pendidikan. Maka perjuangan tersebut jangan sampai ternoda oleh aksi kontradiktif yang bisa menyebabkan semakin masifnya penularan dan penyebaran Covid-19. 

"Penularan Covid-19 terjadi karena masuknya virus Covid-19 yang dapat dicegah dengan memakai masker, face shiled, menjaga higienitas tangan, tubuh dan lingkungan, dan menghindari kontak fisik serta kerumunan dan menghindari jarak yang berdekatan," ujarnya.

Ia mengingatkan, optimalisasi upaya pencegahan harus diutamakan karena keterbatasan fasilitas perawatan pasien. Selain itu karena terus gugurnya tenaga kesehatan di Indonesia yang berarti sumberdaya penopang upaya penyembuhan pasien semakin berkurang. 

Termonitor oleh MCCC bahwa beberapa AUM Pendidikan telah membuka kegiatan pembelajaran tatap muka atau berencana dalam waktu dekat untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka. "Rencana kegiatan tersebut tentu membawa konsekuensi yang perlu diwaspadai kita semuanya terkait kemungkinan risiko yang harus ditangani," ujarnya.

MCCC Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pelaksana mandat koordinasi untuk semua sumberdaya Muhammadiyah menyatakan melarang kegiatan pembelajaran/ perkuliahan tatap muka di seluruh AUM Bidang Pendidikan pada bulan September 2020 hingga waktu yang belum bisa ditentukan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement