Senin 14 Sep 2020 14:46 WIB

Wall Street Bervariasi, Catat Penurunan Mingguan

Keuntungan sektor teknologi yang menurun sebabkan Wall Street ditutup melemah.

Wall Street
Foto: AP Photo/Mark Lennihan
Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (11/9), dengan Nasdaq tergelincir dan S&P 500 sedikit menguat karena keuntungan awal di teknologi memudar. Masing-masing indeks utama membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 131,06 poin atau 0,48 persen menjadi 27.665,64 poin. Indeks S&P 500 menguat tipis 1,78 poin atau 0,05 persen menjadi berakhir di 3.340,97 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 66,05 poin atau 0,6 persen menjadi ditutup pada 10.853,55 poin.

Baca Juga

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi. Sektor industri dan material masing-masing terangkat 1,39 persen dan 1,31 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor teknologi merosot 0,75 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Untuk minggu ini Indeks Dow Jones turun 1,66 persen, Indeks S&P kehilangan 2,51 persen, dan Indeks Nasdaq anjlok 4,06 persen.

Sektor teknologi membukukan penurunan kelima dalam enam hari dan persentase penurunan mingguan terbesar sejak Maret. Penurunan terjadi karena investor menjual saham-saham perusahaan seperti Apple Inc yang telah mempelopori reli dramatis dari posisi terendah didorong oleh Virus Corona pada Maret. Saham Apple turun 1,31 persen. 

Saham Oracle Corp juga melemah bersama dengan sektor teknologi lainnya setelah mencapai rekor tertinggi 61,86 dolar dan ditutup turun 0,75 persen. Laba perusahaan layanan cloud ini mengalahkan perkiraan, mengisyaratkan pemulihan dalam pengeluaran pelangganya karena permintaan yang lebih tinggi didorong oleh tren bekerja di rumah.

Banyak investor melihat kemerosotan baru-baru ini sebagai konsolidasi yang sehat setelah reli lima bulan yang menakjubkan di S&P 500, yang didukung oleh sekelompok kecil perusahaan teknologi kelas berat dan sejumlah besar stimulus fiskal dan moneter.

Sementara itu data terbaru menunjukkan harga konsumen AS meningkat dengan kokoh pada Agustus. Akan tetapi kelambanan pasar tenaga kerja kemungkinan akan membatasi inflasi ketika ekonomi pulih dari resesi Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement