Sabtu 12 Sep 2020 11:16 WIB

Menko: Pemerintah Komitmen Benahi Sektor Perunggasan

Peternak unggas dapat memanfaatkan kredit usaha rakyat untuk modal kerja.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkomitmen membantu memperbaiki sektor perunggasan.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkomitmen membantu memperbaiki sektor perunggasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkomitmen membantu memperbaiki sektor perunggasan. Sebab, sektor ini telah mengalami kerugian selama dua tahun terakhir.

Komitmen itu disampaikan Airlangga dalam pertemuannya dengan  Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia) di ruang kerjanya, Jumat (11/9). Turut mendampingi Airlangga adalah Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud.

Baca Juga

Salah satu permasalahan yang menjadi pembahasan adalah pembiayaan untuk peternak. Dalam hal ini, Airlangga langsung merespons dan mengarahkan peternak memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Mudah-mudahan LPDB juga bisa dimanfaatkan karena dana mereka masih terbatas," katanya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id. 

Airlangga mengatakan, perunggasan nasional memang patut diperbaiki sehingga menciptakan suasana kondusif bagi seluruh pelaku bisnisnya. Oleh karena itu, ia berjanji mempelajari isu yang disampaikan Pinsar dan mengkomunikasikannya dengan kementerian-kementerian terkait. 

Ketua Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko menyampaikan beberapa akar masalah perunggasan yang sudah dua tahun didera kerugian. Di antaranya mengenai pelaksanaan dan pengawasan regulasi tentang harga acuan yang tidak konsisten. 

Singgih mengatakan, langkah yang harus segera diambil oleh pemerintah adalah menyeimbangkan supply dan demand. "Serta memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak," tuturnya. 

Selain itu, Singgih juga meminta pemerintah mengambil langkah strategis dalam perlindungan kepada peternakan unggas nasional. Khususnya terkait dengan desakan dari Brazil untuk memasukkan ayamnya ke Indonesia. 

Pinsar Indonesia turut menyinggung keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan di sektor peternakan. Menurut Singgih, perusahaan pelat merah tidak memiliki amunisi untuk membantu pengembangan sektor ini. "Kami minta ada Penyertaan Modal Negara sehingga keberadaannya  bisa benar-benar efektif," katanya.

Singgih juga meminta dukungan permodalan bagi peternak UKM dan koperasi. Pinsar yang sudah membentuk koperasi ini mengharapkan, adanya pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). 

Singgih menekankan peranan yang dimiliki sektor peternakan.  Ia menyebutkan, kapitalisasi dari usaha peternakan ayam di Indonesia mulai dari hulu sampai hilir mencapai Rp 500 triliun. "Itulah sebabnya subsektor perunggasan mempunyai peran penting dan strategis," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement