Jumat 11 Sep 2020 18:33 WIB

Pembukaan Bioskop Disambut Positif Tetapi Harus Realistis

Pembukaan bioskop diharapkan sejalan dengan upaya penurunan angka kasus Covid-19.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Pembukaan bioskop diharapkan sejalan dengan upaya penurunan angka kasus Covid-19 (Foto: ilustrasi bioskop)
Foto: Wallpaper Flare
Pembukaan bioskop diharapkan sejalan dengan upaya penurunan angka kasus Covid-19 (Foto: ilustrasi bioskop)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi 56) Marcella Zalianty menyampaikan pandangannya terhadap wacana pembukaan kembali bioskop. Dia berharap pembukaan itu sejalan dengan upaya menurunkan angka kasus Covid-19 di Indonesia. 

"Yang penting bagi saya realistis, bergantung pada pandemi dan dampak penularan. Kalau memang sudah dinyatakan aman oleh pakar, kami sebagai film maker menyambut baik, tapi jangan sampai menambah risiko, setelah dibuka, ditutup lagi," kata Marcella. 

Baca Juga

Apabila sudah dinyatakan aman dan siap, tentu harus ada pedoman terbaik dan semua orang wajib disiplin menerapkannya. Dia menyoroti ada banyak hal yang perlu dibahas secara mendetail, termasuk soal kapasitas bioskop, film apa yang diputar, dan berbagai protokol kesehatan. 

Menurut aktris 40 tahun itu, pembukaan kembali bioskop selayaknya menjadi momen kebangkitan perfilman Indonesia. Pandemi amat mendampak pekerja film selama beberapa bulan terakhir, sehingga sudah sepatutnya sinema yang diprioritaskan untuk diputar adalah film nasional. 

Di atas segalanya, pembukaan kembali bioskop di waktu mendatang harus mengutamakan sektor kesehatan dan keamanan. Inisiator Indiskop itu mengatakan perlu ada kerelaan bersama dari banyak pihak, bahkan apabila penonton diminta melakukan tes rapid atau swab. 

photo
Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 56 - Marcella Zalianty - (Republika/Putra M. Akbar)

Sementara, Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) menyarankan agar pengusaha bioskop mengomunikasikan sejauh mana kesiapan terkait wacana itu. Sekjen APROFI Linda Gozali berpendapat, bioskop tidak cukup mudah untuk langsung beroperasi lagi dalam waktu dekat. 

Ada banyak pertimbangan, dari A sampai Z, termasuk bagaimana membentuk persepsi lebih sehat mengenai apa yang harus dilakukan ketika bioskop siap dibuka. Ketentuan pemutaran film nasional atau internasional di bioskop pun amat signifikan menjadi pembicaraan. 

Menurut Linda, perfilman nasional sedang dalam keadaan yang sangat kondusif sebelum pandemi merebak. Sejak 2018, jumlah total penonton film Indonesia meningkat secara menakjubkan dan mendapat pengakuan internasional. Akhir 2019, jumlahnya hampir mencapai 52 juta penonton. 

Aspek kekuatan itu sangat terkendala oleh pandemi, karena mau tidak mau semua orang lebih mengutamakan kesehatan. Bioskop ditutup, berbagai film yang siap tayang harus ditunda pemutarannya, begitu pula jadwal produksi film yang tidak bisa dimulai. 

Sejak Maret sampai Juli, ada sangat banyak jadwal produksi film yang urung dilakukan. Beberapa produksi baru mulai menggeliat sekitar awal Agustus. Pun dengan adanya syarat ketat protokol kesehatan, membuat biaya produksi membengkak sehingga menjadi beban tersendiri bagi para sineas. Dengan semua kondisi itu, pembukaan kembali bioskop harus benar-benar siap dan matang. 

"Bioskop bagian penting dari ekosistem perfilman Indonesia, memberikan hiburan dan kenikmatan menonton film. Saya berharap ketika bioskop benar-benar sudah dibuka, ada kesempatan bioskop jadi acuan model protokol kesehatan dalam dunia industri hiburan," tutur Linda. 

Marcella dan Linda menyampaikan pandangan mereka pada seri diskusi publik bertajuk "Pembukaan Kembali Bioskop: Telaah Kasus Healthonomic Dunia Hiburan di Jakarta" yang digelar Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Selasa (8/9). Sejumlah narasumber turut hadir dalam forum itu. 

Selain APROFI dan PARFI 56, hadir pula Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta Dedi Wijaya dan Ketua Gerakan Pakai Masker (GPM) Sigit Pramono. Hikmat Darmawan turut terlibat mewakili Komite Film DKJ. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement