Jumat 11 Sep 2020 15:40 WIB

Erick: Prioritas Kita Indonesia Sehat

Erick menilai ketidakpatuhan terhadap protokol bisa mendongkrak kasus Covid-19.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menegaskan, prioritas utama pemerintah saat ini adalah kesehatan masyarakat. Dalam program komite, Indonesia Sehat menjadi poin pertama. Setelah itu, baru Indonesia Bekerja dan Indonesia Tumbuh.

"Di komite, kita tidak pernah bicara ekonomi didahulukan. Kita bisa melihat prioritas kita adalah Indonesia Sehat, di situ juga memastikan rakyat aman dari Covid dan reformasi layanan kesehatan," ujar Erick saat orasi ilmiah Dies Natalis 63 Tahun Universitas Padjadjaran (Unpad), Jumat (11/9).

Baca Juga

Selain melakukan sosialisasi, kata Erick, pemerintah juga akan menerapkan operasi yustisi untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat mulai Senin (14/9). Erick menilai dukungan masyarakat penting dalam mensukseskan upaya pemerintah melawan Covid-19.

Erick juga mendorong pemerintah daerah meniru Jakarta yang memiliki tingkat tes deteksi covid-19 cukup banyak. Erick menilai pendeteksian menjadi salah satu kunci utama dalam menekan penyebaran virus Corona.  "Alhamdulilah di Jakarta rata-rata tes sudah lebih tinggi dari rata-rata provinsi lain, kita harapkan beberapa provinsi lain juga menyusul," ucap Erick.

Erick menilai upaya sosialisasi hingga tes masif menjadi bagian penting dalam menurunkan tingkat penyebaran Covid-19. Erick mengatakan ketidakpatuhan masyarakat akan protokol kesehatan dapat mendorong jumlah kasus covid-19 semakin bertambah.

"Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, tetapi kita harus buka secara transparan bahwa tidak akan melihat penurunan ini secara signifikan, kalau di poin pertama, kita tidak melakukan bersama-sama," lanjut Erick.

Erick tak ingin Indonesia terlena dengan jumlah kasus covid-19 yang relatif rendah dibandingkan negara-negara seperti Brasil, AS, dan India yang sudah di atas 4 juta orang. Erick menilai penambahan kasus di Indonesia bisa saja terjadi apabila masyarakat abai akan protokol kesehatan.

"Kalau kita asumsi jelek saja, 3 ribu per hari, di akhir tahun ini bisa 500 ribu (kasus). Ini sebuah kenyataan yang kita harus hadapi. tapi dibandingkan negara lain kita masih jauh kalau dilihat dari segi jumlah populasinya," kata Erick.

Erick menyebut penanganan di delapan provinsi menjadi prioritas pemerintah lantaran berkontribusi hampir 70 persen pasien covid di Indonesia. Selain itu, delapan provinsi tersebut juga berkontribusi sekira 65 persen dari total perekonomian Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement