Kamis 10 Sep 2020 19:07 WIB

Daging Ayam Jadi Komoditas Bansos? Peternak: Stok Mencukupi

Stok ayam yang melimpah menyebabkan harga jatuh hingga berbulan-bulan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Irfan Anshori
Peternak memberi pakan di salah satu peternakan ayam pedaging (Broiler) di Blitar, jawa Timur, Jumat (8/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah, Pardjuni menilai daging ayam dapat menjadi opsi jika pemerintah ingin memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin. Pasalnya, stok ayam masih melimpah dan mengakibatkan harga jatuh hingga berbulan-bulan.

"Sebetulnya itu bisa karena faktanya masyarakat sangat antusiasi terhadap bantuan daging ayam dan itu juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh," kata Pardjuni kepada Republika.co.id, Kamis (10/9).

Baca Juga

Ia menyampaikan, saat ini peternak ayam di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang paling mengalami kejatuhan harga. Rata-rata harga saat ini hanya berkisar Rp 11.000 - Rp 11.500 per kilogram (kg), jauh di bawah acuan pemerintah sebesar Rp 18.000 - Rp 19.000 per kg.

Lebih lanjut, Pardjuni menyampaikan, produksi ayam saat ini sekitar 55-57 juta ekor per minggu dan itu merupakan angka over suplai yang tinggi. Pihaknya selalu meminta kepada pemerintah agar memangkas sebanyak 15 juta per minggu demi menyeimbangkan neraca kebutuhan dan produksi daging ayam.

Hanya saja, kata dia, berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah, termasuk dengan memangkas produksi tak pernah memberikan efek yang lama. Harga hanya mengalami kenaikan dalam waktu singkat dan kemudian kembali anjlok.

Oleh sebab itu, jika terdapat bantuan sosial khusus komoditas ayam yang menyasar jutaan penerima, Pardjuni menilai produksi ayam domestik akan mampu memenuhi kebutuhannya. "Kalau itu mau diciptakan (bansos ayam) tidak terlalu susah, karena populasi ayam sudah besar," ujarnya.

Ia pun menyinggung soal keberjalanan program Kartu Sembako di mana telah menyediakan daging ayam beku sebagai pilihan para penerima bantuan. Menurut dia, di daerah tertentu terdapat agen penyalur yang mengganti daging ayam dengan daging sapi.

Berdasarkan laporan yang ia terima, penerima manfaat kurang berminat pada daging sapi. Alasannya, harga yang lebih mahal sehingga volume daging yang diperoleh lebih kecil daripada daging ayam. Ia pun meminta agar para agen-agen penyalur program Kartu Sembako tidak mengganti sapi dengan daging ayam yang saat ini membutuhkan ruang penyaluran yang besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement