Kamis 10 Sep 2020 16:41 WIB

Pemerintah Tegaskan Kapasitas Kesehatan tidak Terbatas

Airlangga mengatakan pemerintah akan selalu meningkatkan kapasitas rumah sakit.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan)
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus baru virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) membuat rumah sakit (RS) rujukan terus menerima pasien yang terinfeksi dan akibatnya fasilitas kesehatan (faskes) di beberapa daerah seperti Jakarta mulai penuh. Kendati demikian, pemerintah memastikan akan meningkatkan kapasitas RS hingga berencana memproduksi obat sendiri, yaitu Tamiflu hingga Favipiravir.

Menko Perekonomian Airlangga Hartato menyatakan pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap perkembangan situasi dan akan selalu meningkatkan kapasitas RS. "Pemerintah sudah menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas," kata dia usai rapat koordinasi dan berbicara di konferensi virtual BNPB, bertema Penanganan Covid-19, Jumat (10/9).

Baca Juga

"Pemerintah sudah menyediakan dana yang cukup untuk membangun fasilitas kesehatan dan akan menyediakannya sesuai kebutuhan, termasuk di DKI Jakarta," katanya.

Ia mengaku, pemerintah terus menambah fasilitas kesehatan termasuk memanfaatkan hotel bintang dua dan tiga seperti yang dicontohkan di Sumatra Selatan. Pemerintah juga mempersiapkan ruang isolasi mandiri di tower 5 dan 6 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Sementara itu, dia melanjutkan, pekerja dari luar negeri akan ditempatkan di tower 7 dan 8. "Flat dan fasilitas ini dipersiapkan dari sisi jumlah tempat tidur yang terus meningkat," katanya.

Terkait ketersediaan obat-obatan, baik untuk pasien di rumah sakit maupun isolasi mandiri, Airlangga mengeklaim pemerintah sudah memproduksi tamiflu atau oseltamivir. Dia memperkirakan obat-obatan ini bertambah hampir 480 ribu obat pekan depan. Bahkan, ia mengklaim BUMN Farmasi Kimia Farma akan memproduksi obat Favipiravir karena patennya telah selesai.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan satu dari tiga alasan menerapkan PSBB total, yakni keterpakaian ruang isolasi dan ruang ICU. Hingga 9 September 2020, keterisian tempat tidur isolasi 77 persen dari 4.456 tempat tidur dan keterisian tempat tidur ICU 83 persen dari 483 tempat tidur di 67 rumah sakit rujukan Covid-19.

Jika hal ini terus dibiarkan, Anies memperkirakan, Jakarta memasuki kondisi darurat pada bulan ini. Menurut Anies, ia sudah berupaya berupaya menaikkan kapasitas tempat tidur di RS hingga 20 persen, yakni mencapai 48 ribu tempat tidur. Namun upaya tersebut ternyata akan sia-sia bila kasus temuan Covid terus naik akibat tidak ada pembatasan aktivitas seperti saat awal PSBB.

Bahkan, ia memperkirakan, kapasitas ruang isolasi dan ICU akan penuh dengan pasien Covid-19  pada pekan kedua Oktober mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement