Kamis 10 Sep 2020 12:52 WIB

Risma: Tamu dari Jakarta Ikuti Rapid Test atau Tes Usap

Melandainya kasus Covid-19 di Surabaya jangan dimaknai masyarakat sebagai kebebasan.

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) berjalan bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/9/2020). Kehadiran Moeldoko tersebut untuk mendengarkan penjelasan dari Tri Rismaharini tentang penanganan COVID-19 di Surabaya.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) berjalan bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/9/2020). Kehadiran Moeldoko tersebut untuk mendengarkan penjelasan dari Tri Rismaharini tentang penanganan COVID-19 di Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pihaknya akan mengumpulkan jajaran kecamatan dan kelurahan dalam rangka menyikapi penerapan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta. Tujuannya untuk memberi arahan terkait sikap yang harus diambil ketika kedatangan tamu dari Jakarta.

Risma menginstruksikan kepada jajaran kecamatan dan kelurahan untuk melakukan rapid test atau tes swab, ketika kedatangan tamu baru, utamanya dari Jakarta. Tujuannya untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19, yang diakuinya di Surabaya sudah mulai melandai.

"Jadi sekarang kita sudah bisa lakukan rapid test dan swab rutin di beberap tempat. Jadi kita arahkan para tamu itu yang akan menginap harus lakukan itu dulu," ujar Risma di Surabaya, Kamis (10/9).

Risma mengatakan, berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Surabaya, peningkatan kasus di derah setempat sudah melandai. Dimana meskipun masih terjadi penambahan pasien Covid-19 setiap harinya, tapi angka kesembuhan harian lebih tinggi. Saat ini, kata dia, tingga 500-an pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya, yang sebagian besar melaksanakan isolasi mandiri."Sejauh ini data kita, angka kesembuhan itu jauh lebih tinggi daripada angka konfirmasi positif," ujar Risma.

Namun demikian, Risma mengingatkan masyarakat untuk tidak ceroboh. Dia tidak berharap, melandainya kasus Covid-19 di Surabaya dimaknai masyarakat sebagai kebebasan. Di mana itu akan membuat masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.

"Tapi, kita memang tidak boleh ceroboh. Tidak boleh kemudian ada reborn atau kembali," kata Risma.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement