Kamis 10 Sep 2020 08:58 WIB

Dolar AS Melemah, Euro Berbalik Menguat

Penguatan euro terhadap dolar AS didorong prospek pemulihan Eropa.

Dolar AS terjungkal dari level tertinggi empat minggu pada akhir perdagangan Rabu (9/9). Pelemahan tertinggi terjadi terhadap euro setelah sebuah laporan berita mengatakan pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) menjadi lebih percaya diri dalam prospek pemulihan kawasan itu.
Foto: corbis
Dolar AS terjungkal dari level tertinggi empat minggu pada akhir perdagangan Rabu (9/9). Pelemahan tertinggi terjadi terhadap euro setelah sebuah laporan berita mengatakan pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) menjadi lebih percaya diri dalam prospek pemulihan kawasan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS terjungkal dari level tertinggi empat minggu pada akhir perdagangan Rabu (9/9). Pelemahan tertinggi terjadi terhadap euro setelah sebuah laporan berita mengatakan pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) menjadi lebih percaya diri dalam prospek pemulihan kawasan itu.

Mata uang aman atau safe haven greenback juga tertekan oleh peningkatan sentimen risiko ketika saham-saham AS rebound dari aksi jual yang tajam. Pelemahan juga terjadi karena harga minyak mentah yang lebih tinggi mendorong kenaikan dalam mata uang komoditas.

Baca Juga

Namun, beberapa analis memperkirakan dolar AS akan menahan kenaikan baru-baru ini setelah penurunan tajam dalam beberapa bulan terakhir. Sejak awal September, dolar AS telah menguat sekitar dua persen terhadap sekeranjang mata uang utama saingannya.

Mengutip para pejabat kawasan euro, Bloomberg News melaporkan pada Rabu (9/9) bahwa proyeksi ECB mendatang untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi hanya akan menunjukkan sedikit perubahan dari prospek Juni. Produk domestik bruto untuk tahun ini direvisi lebih tinggi.

Laporan tersebut, yang muncul menjelang pertemuan kebijakan moneter ECB pada Kamis, mendorong pembelian euro. “Sepertinya masih ada optimisme yang kuat tentang pemulihan zona euro,” kata Analis Senior Pasar OANDA, Edward Moya, di New York. 

Pada perdagangan sore, euro menguat 0,3 persen terhadap dolar AS menjadi 1,1805 dolar AS, yang mendorong indeks dolar AS merosot 0,3 persen pada 93,265. Sebelumnya pada Rabu pagi (9/9), indeks naik ke tertinggi empat minggu di 93.664.

Terhadap mata uang lainnya, dolar AS turun 0,5 persen menjadi 0,9130 franc Swiss. Dolar AS naik 0,2 persen terhadap yen menjadi 106,20 yen. Sebelumnya, safe haven yen menguat setelah berita penundaan peluncuran vaksin Covid-19.

Dolar Australia dan Selandia Baru naik terhadap greenback, keduanya masing-masing naik 0,8 persen menjadi 0,7272 dolar AS dan 0,6669 dolar AS. Dolar Kanada juga pulih terhadap mata uang AS, yang turun 0,6 persen menjadi 1,3160 dolar Kanada, setelah Bank Sentral Kanada mempertahankan suku bunga stabil di 0,25 persen pada Rabu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement