Rabu 09 Sep 2020 11:02 WIB

Pengujian Covid-19 dengan Sampel Tinja Dinilai Lebih Efektif

Pengambilan sampel tinja akan memudahkan pengujian Covid-19 pada anak dan lansia.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas laboratorium (Ilustrasi). Daripada mengambil spesimen dengan tes usap hidung lansia dan anak, pemakaian sampel tinja akan lebih memudahkan pemeriksaan Covid-19.
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Petugas laboratorium (Ilustrasi). Daripada mengambil spesimen dengan tes usap hidung lansia dan anak, pemakaian sampel tinja akan lebih memudahkan pemeriksaan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, dapat bertahan di usus manusia. Virus penyebab Covid-19 itu masih mampu hidup di usus bahkan saat saluran pernapasan yang paling umum diserang sudah bersih.

Alasan itulah yang menjadikan tes Covid-19 melalui feses dinilai sebagai cara lebih baik dalam mendeteksi virus corona jenis baru. Bahkan, sebuah studi mengungkapkan bahwa cara ini mungkin lebih efektif dibandingkan dengan tes swab (usap) hidung.

Baca Juga

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis GUT mengatakan, SARS-CoV dapat menginfeksi saluran pencernaan meskipun pasien tidak menderita gejala gastrointestinal. Para peneliti di Chinese University di Hong Kong mengatakan, sampel tinja dapat digunakan untuk mendeteksi virus.

Para peneliti melihat sampel tinja dari 15 pasien Covid-19 dan menemukan infeksi virus usus aktif pada tujuh pasien, bahkan tanpa adanya gejala gastrointestinal. Tiga dari mereka terus menderita infeksi virus usus aktif selama enam hari setelah sampel saluran pernapasan mereka dinyatakan negatif virus.

Dilansir Fox News, para peneliti mengatakan, temuan tersebut menunjukkan pengujian sampel tinja menjadi cara lebih baik untuk mendeteksi virus corona jenis baru. Kepala di Departemen Mikrobiologi Chinese University di Hong Kong mencatat bahwa pengambilan sampel ini cocok bagi anak-anak karena viral load (beban virus) yang ada jauh lebih tinggi dibanding orang dewasa.

"Spesimen feses lebih nyaman, aman, dan non-invasif untuk dikumpulkan pada populasi anak dan dapat memberikan hasil yang akurat,” ujar Chan dalam sebuah pernyataan.

Hong Kong telah berencana memperluas pengujian COvid-19 dari feses untuk orang-orang dari kalangan lanjut usia dan bayi. Langkah ini dilakukan setelah sebuah penelitian dari universitas lokal menemukan virus dalam sampel yang diambil dari pasien tanpa gejala pernapasan.

Virus juga ditemukan dalam sampel dari sejumlah orang yang telah melakukan tes Covid-19 beberapa hari sebelumnya dan dinyatakan negatif. Studi yang dilakukan dalam dua bagian oleh Chinese University ini menunjukkan bahwa mengumpulkan sampel tinja adalah pilihan yang lebih baik untuk bayi dan orang tua, yang mungkin mengalami kesulitan untuk menjalani tes swab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement