Rabu 09 Sep 2020 08:11 WIB

PSSI: Kompetisi Digelar untuk Tunjukkan pada Dunia

Kelanjutan kompetisi juga merupakan bagian dari kepentingan tim nasional Indonesia.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan melanjutkan kompetisi Liga 1 dan 2 yang sempat terhenti akibat pandemi virus korona (Covid-19). PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi pun sudah merilis jadwal Liga 1 yang akan bergulir mulai 1 Oktober hingga hingga 28 Februari 2021.

PSSI memastikan kompetisi yang dilanjutkan di tengah pandemi ini akan digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Ketua Umum (Ketum) PSSI Mochamad Iriawan mengungkapkan beberapa alasan mengapa kompetisi tetap dilanjutkan ketika kasus Covid-19 di Indonesia belum tertangani bahkan terus meningkat.

Pertama, kata Iriawan, PSSI dan LIB ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga mampu menggelar kompetisi di era normal baru, beriringan dengan penanganan Covid-19. "Kami juga sudah rapat dengan Komite Eksekusi (Exco) PSSI, juga beberapa pihak terkait seperti asosiasi pelatih, pemain, dan klub Liga 1 dan 2. Mereka semua sepakat untuk melanjutkan kompetisi yang berhenti karena Covid-19," kata Iriawan dalam diskusi virtual, Selasa (8/9).

Selain itu, PSSI ingin sepak bola menjadi media untuk mengkampanyekan bahwa Indonesia sudah bisa beradaptasi dengan situasi normal baru. Setiap kegiatan harus mematuhi protokol kesehatan yang ada. Sebab, lanjut dia, jika harus menunggu pandemi ini berlalu, maka dunia sepak bola akan mengorbankan banyak hal. "Satu tahun berhenti, maka satu generasi sepak bola akan habis. Sebab itu kami akan lakukan ini," jelasnya.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini menerangkan, dilanjutkannya kompetisi juga merupakan bagian dari kepentingan tim nasional (timnas) Indonesia ke depan. Menurutnya, pemain yang tidak terpilih untuk mengikuti pemusatan latihan (TC), bisa memaksimalkan dirinya melalui kompetisi. Sebab, formasi pemain timnas yang mengikuti TC saat ini belum final, jadi sangat besar kemungkinannya untuk terjadi perubahan.

"Pada 2021 nanti timnas U-20 akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, jadi kami butuh persiapan yang matang agar bisa tampil maksimal dan meraih prestasi yang diinginkan oleh publik," jelas Iwan Bule.

Dengan berlanjutnya kompetisi, Iwan Bule berharap pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong bisa melihat bakat-bakat lain yang mungkin terlewatkan. Sehingga para pemain akan bersaing lebih ketat untuk bisa lolos seleksi timnas. "Jadi masih ada pemain yang akan keluar-masuk," tegasnya.

Adapun hal lain yang menjadi pertimbangan adalah faktor ekonomi. Iriawan berharap dengan bergulirnya kembali kompetisi, maka ekonomi Indonesia akan kembali bergeliat. "FIFA juga mengapresiasi karena kami bisa melanjutkan kompetisi di saat Covid-19. Tapi tentu protokol kesehatannya harus ditaati."

Sebagai antisipasi munculnya cluster baru dalam kompetisi ini, Iriawan mengatakan, PSSI sudah merampungkan panduan protokol kesehatan yang harus ditaati oleh semua pihak. "Kami mengimbau kembali kepada seluruh suporter, mohon disepakati kompetisi ini bergulir tanpa penonton dan hanya akan disiarkan di televisi. Kami mengimbau juga agar tak ada kegiatan nonton bareng (nobar)," kata Iriawan.

Senada dengan itu, Menpora RI Zainuddin Amali mengimbau agar semua pihak dapat mentaati protokol kesehatan yang ada selama kompetisi berlangsung. Ia mengerti bahwa kelanjutan kompetisi ini penting mengingat adanya even-even internasional yang akan dihadapi oleh timnas Indonesia ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement