Selasa 08 Sep 2020 22:20 WIB

Komisi HAM PBB Minta Rusia Investigasi Peracunan Navalny

Jerman menyimpulkan Navalny diracun dengan Novichok.

Jejak oposisi Kremlin Alexei Navalny yang diduga diracun.
Foto: Reuters/berbagai sumber
Jejak oposisi Kremlin Alexei Navalny yang diduga diracun.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet meminta Rusia untuk melakukan atau bekerja sama dalam penyelidikan independen atas temuan Jerman bahwa pemimpin oposisi Alexei Navalny diserang dengan racun saraf Novichok. Investigasi itu menjadi kewajiban Rusia.

"Adalah kewajiban pihak berwenang Rusia untuk menyelidiki sepenuhnya siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan ini, kejahatan yang sangat serius yang dilakukan di tanah Rusia," kata Bachelet dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Baca Juga

Navalny telah pulih dari koma dan mampu merespons saat diajak berbicara. Demikian dilaporkan rumah sakit Charite di Berlin pada Senin (7/9).

Rumah sakit itu telah merawat Navalny sejak dia diterbangkan ke Jerman usai jatuh sakit dalam penerbangan domestik Rusia bulan lalu.  Moskow mengatakan belum melihat bukti bahwa dia diracun.

"Tidaklah cukup baik untuk hanya menyangkal dia diracun, dan menyangkal perlunya penyelidikan menyeluruh, independen, tidak memihak dan transparan dalam upaya pembunuhan ini," Bachelet melanjutkan.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pemerintahnya telah menyimpulkan bahwa Navalny (44) diracuni dengan Novichok, zat sama yang menurut Inggris digunakan untuk meracuni agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya. Keduanya selamat, dalam serangan di Inggris pada 2018.

"Jumlah kasus keracunan, atau bentuk lain dari pembunuhan terarah, terhadap warga negara Rusia saat ini atau sebelumnya, baik di dalam Rusia sendiri atau di negara asing, selama dua dekade terakhir sangat mengganggu," kata Bachelet.

Juru bicaranya, Rupert Colville, merujuk pada kasus Skripal dan peracunan pada pembelot Rusia Alexander Litvinenko, yang tewas di London pada 2006.

"Ini bukan bahan yang bisa Anda beli di apotek atau toko pertanian atau toko perangkat keras," kata Colville tentang Novichok dan Polonium-210, yang menyebabkan Litvinenko keracunan.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement