Selasa 08 Sep 2020 21:54 WIB

Tersisa 98 Ruang Isolasi di 13 RSUD Khusus Pasien Covid DKI

Pemprov DKI Jakarta telah menetapak 13 RSUD hanya melayani pasien Covid-19.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara
Foto: Ratih Widihastuti
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan 13 rumah sakit umum daerah (RSUD) sebagai rumah sakit khusus pasien Covid-19 pada Jumat (4/9) lalu. Hingga Selasa (8/9), di 13 RSUD itu tersisa 98 ruang isolasi.

Jumlah ruang isolasi tersisa di 13 RUSD itu diketahui dari situs Executive Information System Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (eis.dinkes.jakarta.go.id) yang bersifat real time. Ketika dilihat Republika pada Selasa sore, hanya tersisa 98 ruangan isolasi.

Baca Juga

RSUD itu tersebar di lima kota di Jakarta. Jakarta Pusat: RSUD Tanah Abang (tersisa 4 ruang isolasi), RSUD Cempaka Putih (3), dan RSUD Sawah Besar (1). Jakarta Utara: RSUD Tugu Koja (nol) dan RSUD Pademangan (nol).

Jakarta Selatan: RSUD Pasar Minggu (41), RSUD Kebayoran Baru (1), RSUD Kebayoran Lama (nol), dan RSUD Jati Padang (11). Jakarta Barat: RSUD Kalideres (nol) dan RSUD Cengkareng (16). Jakarta Timur: RSUD Ciracas (8) dan RSUD Kramat Jati (13).

Semetara itu, kasus positif Covid-19 di Jakarta terus melonjak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 1.014 kasus baru hari ini di Jakarta. Kemarin, kasus baru tercatat sebanyak 1.046.

Berdasarkan laman resmi corona.jakarta.go.id, hingga Senin (7/9) tercatat total kasus 47.796. Adapun kasus aktif (orang masih dirawat/isolasi) berjumlah 11.047.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah menyoroti persoalan kapasitas rumah sakit ini. Ketua Satuan Tugas (Satgas) IDI Zubairi Djoerban meminta otoritas terkait melakukan antisipasi. Baik di rumah sakit rujukan swasta maupun RSUD.

“Intinya saat ini sukar mencari tempat tidur di rumah sakit untuk pasien, harus berjuang sekarang walaupun akhirnya dapat, sebelumnya mungkin harus pindah sana sini. Karena itu perlu antisipasi, kalau nanti tidak ada tempat sama sekali, ya pasien bisa terlantar begitu saja,” kata Zubairi kepada Republika, Selasa.

photo
Klaster keluarga Covid-19 - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement