Rabu 09 Sep 2020 01:14 WIB

Pelatihan Guru Penggerak Fokus Kepemimpinan

Kemendikbud akan fokus pada peningkatan kualitas guru di bidang kepemimpinan

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Guru memeriksa suhu tubuh siswanya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Guru memeriksa suhu tubuh siswanya sebelum mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril mengatakan selama ini pelatihan guru lebih banyak terfokus pada pedagogi. Oleh karena itu, Kemendikbud juga akan fokus pada peningkatan kualitas guru di bidang kepemimpinan.

Pelatihan untuk guru ini merupakan Program Guru Penggerak yang akan direalisasikan Kemendikbud. "Ini berbeda dengan peningkatan kompetensi sebelumnya, karena di sini kita menekankan aspek kepemimpinan. Ini kita pikir bisa mendorong terciptanya akselerasi peningkatan kualitas pendidikan," kata  Iwan, dalam pertemuan daring bersama wartawan, Senin (7/9) sore.

Pelatihan yang dimaksud juga akan mengutamakan pembelajaran yang berfokus pada murid atau student centered learning. Jika pandangan ini digabungkan dengan kepemimpinan, Iwan percaya pembelajaran di sekolah akan lebih aktif.

Diharapkan juga, dengan bekal mental kepemimpinan, guru penggerak bisa menularkan ilmu yang ia dapatkan kepada guru lainnya. Iwan tidak ingin satu guru hanya baik sendiri, namun juga ikut menularkan kebaikan tersebut kepada lingkungannya.

Selain itu, ia melihat selama ini sering terjadi setelah guru kembali ke sekolah dari pelatihan, kepala sekolah tidak bisa menerima pandangan baru dari guru tersebut. Akhirnya, hal-hal yang diterima oleh guru selama pelatihan tidak bisa diterapkan secara maksimal di kelas.

"Kalau fokusnya pada pembelajaran dan bisa menjadi coach guru-guru yang lain itu di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, pemimpin kita di sekolah kita, dan juga pengawas bisa menjadi mentor atau coach buat guru-guru yang ada di dalamnya," kata dia lagi.

Iwan juga berharap, jika guru penggerak ini berjalan, maka peningkatan kompetensi bisa berbasis sekolah. Hal positif dari peningkatan kompetensi berbasis sekolah akan lebih cepat untuk melakukan inovasi di dalam satuan pendidikan tanpa harus menunggu surat tugas dari pemerintah.

Ia menilai, setiap sekolah memiliki masalah yang berbeda-beda. Sehingga akan lebih tepat jika peningkatan kompetensi dilakukan langsung dari dalam sekolah tersebut. "Jadi real masalah sekolah itu bisa langsung dibahas pada workshop di sekolah, yang dipimpin kepala sekolah sebagai instructional leader," kata Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement