Selasa 08 Sep 2020 12:23 WIB

Kisah Orang Terkaya: Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia

Kisah Orang Terkaya: Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kisah Orang Terkaya: Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia. (FOTO: REUTERS/Maxim Shemetov)
Kisah Orang Terkaya: Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia. (FOTO: REUTERS/Maxim Shemetov)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Salah satu miliarder Rusia, Vladimir Potanin adalah orang terkaya ke-41 di dunia. Ia merupakan sosok yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Berdasarkan Forbes Real-Time Net Worth, Potanin memiliki harta USD23,6 miliar (Rp347,7 triliun). Ia menduduki posisi orang terkaya ke-41 dunia dan orang terkaya di Rusia.

Kehidupan Awal dan Karir

Potanin lahir di Moskow, 3 Januari 1961. Keluarganya merupakan keluarga komunis berpangkat tinggi di mana sang ayah adalah seorang diplomat. Pada 1978, ia berkuliah di fakultas hubungan ekonomi internasional di Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), yang mendidik mahasiswa untuk Kementerian Luar Negeri. Setelah lulus, ia pun sempat bekerja dengan Kementerian Perdagangan Luar Negeri Uni Soviet pada 1983.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Dieter Schwarz, Miliarder Ritel Asal Jerman

Pada tahun 1991, Potanin pun keluar dari Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan mendirikan perusahaan konglomerat Interros Company dengan ilmu yang ia dapatkan selama bekerja di kementerian. Perusahaan masih berjaya hingga kini.

Pada tahun 1993, Potanin menggunakan kontak pemerintah untuk mendirikan Onexim Bank, yang mengendalikan raksasa industri hingga ia menjadi Presiden United Export Import Bank. Pada tahun 1995, Potanin berperan penting dalam penciptaan lelang pinjaman untuk saham yang menjadi pilar fundamental dari reformasi ekonomi pasca-Soviet Rusia.

Di tahun itu juga Potanin mengakuisisi saham Norilsk Nickel selama privatisasi Rusia, hari ini dia memiliki lebih dari sepertiga perusahaan.

Sejak 14 Agustus 1996 hingga 17 Maret 1997 ia pun bekerja sebagai Wakil Perdana Menteri Pertama Federasi Rusia. Lalu sejak Agustus 1998, Potanin menjabat sebagai Presiden dan Ketua Dewan Direksi Interros Company, perusahaan konglomerat yang dikuasai Potanin dengan saham besar di pertambangan, logam, energi, keuangan, ritel, real estate, dan sektor lainnya.

Saat ini, Potanin adalah presiden Norilsk Nickel, produsen nikel olahan terbesar di dunia. Potanin mengakuisisi Norilsk Nickel pada awal 1990-an dengan Mikhail Prokhorov di bawah skema "pinjaman untuk saham", yang memiliki 54% saham di antara mereka. Sementara Potanin memiliki 34% saham.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Joseph Safra, Bankir Terkaya di Dunia

Mereka menyederhanakan operasi dan mengubah Norilsk Nickel menjadi perusahaan modern. Perusahaan tersebut telah menghasilkan pendapatan USD11,7 miliar atau sekitar Rp163 triliun pada tahun 2018. Perusahaannya menguasai hampir 22% produksi nikel tingkat tinggi dunia dan sekitar 40% dari komoditas paladiumnya.

Pada tahun 2007, Potanin berpisah dengan Prokhorov akibat kasus prostitusi yang menjerat Prokhorov hingga ia ditahan oleh polisi Prancis. Prokhorov pun menawarkan untuk menjual 25% sahamnya seharga USD15 miliar. Namun, Potanin menolak dan kesepakatan tersebut tak pernah terjadi.

Pada Maret 2009, ia menggugat Prokhorov sebesar USD29 juta atas perselisihan properti di Moskow. Selain memiliki perusahaan asuransi, media, pertanian, teknik, dan minyak. Sang oligarki saat ini juga memiliki saham di perusahaan farmasi Petrovax Pharm dan resor ski Rosa Khutor, dekat Sochi.

Kehidupan Pribadi

Pernikahan pertama Potanin adalah dengan Natalia Potanina. Mereka dikaruniai tiga orang anak dan bercerai pada tahun 2014. Setelah itu, Potanin menikah untuk kedua kalinya dengan Ekaterina.

Pada tahun 2016, Natalia Potanina mengajukan tuntutan hukum senilai USD15 miliar (Rp220 triliun) yang meminta keuntungan dari Norilsk Nickel serta Interros International. Kasus tersebut menjadi penyelesaian perceraian terbesar di dunia. 

Namun, pengadilan distrik Moskow menolak klaimnya pada Juli 2017, dengan alasan bahwa periode pembatasan gugatan telah berakhir.

Sebelumnya, Potanina meminta klaim yang lebih kecil sebesar USD7 miliar (Rp103 triliun) pada tahun 2015, setelah Potanin menawarkan penyelesaian perceraian termasuk tunjangan bulanan sebesar USD250.000 (Rp3,6 miliar) beserta real estate di Moskow, London dan New York. Klaim tersebut dibatalkan pada tahun 2016 dan Natalia mengatakan bahwa hukum Rusia menuntut agar kekayaan yang terkumpul selama pernikahan dibagi rata setelah perceraian.

Seperti miliarder Rusia lainnya, Potanin juga memiliki hobi sebagai kolektor kapal pesiar mewah. Tahun 2008, ia membeli kapal pesiar Anastasia setinggi 70 kaki. Lalu membeli lagi kapal pesiar Nirvana pada 2012, total dua kapal pesiar tersebut USD140 juta atau hampir Rp2 triliun.

Namun pada 2018 lalu, Potanin menjual kapal pesiar Anastasia dengan harga sekitar USD84 juta (Rp1,2 triliun).

Meski hobi koleksi kapal pesiar, Potanin juga dikenal sebagai seorang dermawan. Seperti pada 2013, Potanin bergabung dengan The Giving Pledge, organisasi amal global yang dimulai pada tahun 2010 oleh Bill dan Melinda Gates dan Warren Buffett.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement