Selasa 08 Sep 2020 02:23 WIB

Antisipasi Kekeringan, Jateng Optimalkan Posko Jogo Tirto

Antisipsi Bencana Kekeringan, Jateng Optimalkan Posko Siaga Jogo Tirto

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
Kemarau (ilustrasi)
Foto: ANTARA /Yulius Satria Wijaya
Kemarau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menghadapi dampak musim kemarau di Provinsi Jawa Tengah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mengoptimalkan posko siaga 'Jogo Agni dan Jogo Tirto' di daerahnya. Hal ini untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana alam yang biasanya terjadi saat musim kemarau, seperti bencana kebakaran, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bencana kekeringan dan krisis air bersih.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Permana mengatakan, terkait kesiapsiagaan posko siaga Jogo Agni dan Jogo Tirto di berbagai daerah di Jawa Tengah, telah diefektifkan sejak wilayah Provinsi Jawa Tengah memasuki puncak musim kemarau, Agustus lalu. "Melalui Surat Perintah Kalakhar BPBD Provinsi Jawa Tengah Nomor 6728/094/ 2020 daerah diminta mengoptimalkan kesiapsiagaan Posko Siaga Jogo Agni dan Jogo Tirto," ucapnya di Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/9).

Baca Juga

Khusus untuk potensi bencana kekeringan, jelas Sarwa, BPBD Provinisi Jawa Tengah juga telah menginstruksikan kepada jajaran BPBD kabupaten/ kota untuk mengidentifikasi daerah rawan kekeringan berikut strategi dan rencana kegiatan yang bakal dilaksanakan di wilayahnya. Termasuk sumber daya yang dimiliki masing- masing daerah. 

"Hal ini sebagai upaya mitigasi agar langkah- langkah penanganan terhadap bencana kekeringan bisa efektif dilaksanakan," ujarnya.

Masih terkait dengan langkah penanganan bencana kekeringan, lanjutnya, telah diakukan oleh jajaran BPBD di lima daerah terdampak, masing- masing Kabupaten Sragen, Grobogan, Pati, Sukoharjo serta Kabupaten Blora. Sepanjang bulan Agustus 2020 kemarin, sedikitnya 130 tangki air bersih telah didistribusikan (dropping) oleh BPBD ke lima daerah di Jawa tengah yang wilayahnya terdampak bencana kekeringan tersebut.

Rinciannya, di Kabupaten Grobogan telah dilakukan dropping sebanyak 55 tangki, Kabupaten Sragen (35 tangki), Kabupaten Sukoharjo (22 tangki), Kabupaten Blora (14 tangki) serta Kabupaten Pati sebanyak empat tangki. Di luar daerah ini, dampak musim kemarau di Jawa Tengah juga masih berpotensi terjadi di daerah lainnya. 

"Seperti Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen serta wilayah Kabupaten Cilacap," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement