Senin 07 Sep 2020 19:34 WIB

Kemenhub Anggarkan Rp 40 Miliar Bangun Terminal Bobotsari

Proses lelang untuk ptoyek terminal Bobotsari akan dilakukan Oktober 2020.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Bus AKAP menunggu penumpang di terminal. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Bus AKAP menunggu penumpang di terminal. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun Terminal Bobotsari di Kabupaten Purbalingga, menjadi terminal yang cukup memadai. Kemenhub telah menganggarkan dana Rp 40 miliar untuk pembangunan terminal tersebut.

''Pembangunan terminal ini akan dilakukan selama dua tahun anggaran. Pada tahun ini dianggarkan Rp 15 miliar, tahun depan Rp 25 miliar,'' kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiadi, di Bobotsari, Purbalingga, Sabtu (5/9).

Rencananya, kata Budi, proses lelang akan dilakukan pada Oktober 2020. Dengan demikian, pada akhir 2020, pembangunan terminal Bobotsari yang merupakan terminal tipe A, sudah bisa dilaksanakan.

Menurutnya, pembangunan terminal Bobotsari diperlukan karena merupakan salah satu terminal tujuan dan pemberangkatan penumpang yang cukup ramai di Purbalingga. Data dari pengelola terminal, menyebutkan jumlah penumpang dari Bobotsari ini mencapai sekitar 900 orang per hari.

Saat ini, kondisi terminal Bobotsari terkesan apa adanya. Bangunan kantor pengelola terminal berada di tengah terminal, dengan sarana yang terbatas. Demikian juga dengan halte dengan naik turun penumpang, terkesan seadanya. ''Terminal Bobotsari ini, memang menjadi salah satu terminal yang kondisinya paling kurang bagus di Indonesia sehingga perlu direvitalisasi,'' katanya.

Dia juga menyebutkan, Terminal Bobotsari rencananya akan dibangun di lahan seberang jalan raya dari lokasi terminal yang ada sekarang. Bangunan terminal dan ruang tunggu penumpang yang akan dibangun, berupa bangunan dua lantai.

Sedangkan lokasi terminal yang lama, akan dimanfaatkan melalui kerjasama dengan pihak swasta. ''Kami harap ada investor yang tertarik untuk kerjasama memanfaatkan lahan ini. Mungkin biaya untuk mall atau menjadi pusat kegiatan ekonomi lain, sehingga bisa menjadi tempat transit bus-bus pariwisata,'' katanya.

Menurutnya, terminal Bobotsari awalnya merupakan terminal yang berada di kota kecamatan. Karena itu, kondisinya relatif tertinggal. ''Namun setelah ditetapkan sebagai terminal tipe A, kewenangan pengelolaan terminal ini sudah menjadi tanggung jawab Kemenhub. Karena itu, terminal ini kita benahi sesuai tipenya,'' katanya.

Dirjen memperkirakan, kondisi terminal Bobotsari ke depan, kemungkinan akan semakin berkembang karena lokasinya yang strategis. Terutama setelah jalan tol Pejagan-Semarang dioperasikan.

''Setelah jalan tol itu beroperasi, warga dari arah Banyumas yang hendak ke Semarang, banyak yang memilih melalui jalur Bobotsari Purbalingga-Pemalang-Semarang, karena bisa lebih cepat. Tidak lagi melalui Banjarnegara-Wonosobo atau Kebumen-Magelang,'' katanyta.  

Lebih dari itu, kondisi pariwisata di sekitar lokasi Purbalingga saat ini juga sudah semakin berkembang. Antara lain, seperti obyek wisata Gowa Lawa, Owabong dan obyek wisata lain yang ada tidak terlalu jauh dari terminal Bobotsari. ''Dengan berbagai pertimbangan ini, saya optimistis terminal Bobotsari ini akan menjadi terminal yang cukup penting,'' katanya.

  Anggota Komisi V DPR Lasmi Indaryani yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan terima kasih pada Kemenhub karena akan merevitalisasi terminal Bobotsari. ''Saya sebagai anggota DPR dari Dapil VII Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, menyampaikan terima kasih karena aspirasi warga dari Dapil kami dipenuhi pemerintah,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement