Selasa 01 Sep 2020 15:57 WIB

Satu Setengah Tahun Cuci Darah, Usnaini Andalkan JKN-KIS

Usnaini menyampaikan harapan kedepannya agar Program JKN-KIS tetap ada.

Usnaini (35)
Foto: BPJS Kesehatan
Usnaini (35)

REPUBLIKA.CO.ID,TEMBILAHAN -- Usnaini (35) merupakan salah seorang warga Tembilahan yang menjadi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang mendapatkan pelayanan kesehatan cuci darah menggunakan JKN-KIS. Wanita pemilik warung ini menceritakan pengalamannya menjalani pengobatan saat sakit dengan mengandalkan program JKN-KIS.

“Saya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sudah sejak lama dan termasuk peserta yang iurannya dibayarkan Pemerintah. Intinya saya daftar dulu baru sakit, bukan sakit dulu baru buat JKN-KIS. Lalu dalam hitungan dua bulan terdaftar sebagai peserta, saya langsung jatuh sakit,” ceritanya.

Satu setengah tahun berlalu, Usnaini mengungkapkan jika dirinya jatuh sakit dan harus menjalani cuci darah sejak Januari tahun 2019. Dari awal periksa, dokter mengatakan tensinya tinggi sehingga harus dirawat.

Namun ia menolak karena masih merasa sehat dan bisa jalan. Namun setelah beberapa bulan, ia merasa sudah sakit betul. "Sebab itulah saya dirawat sekitar 10 hari, itulah pertama kalinya saya dirawat menggunakan JKN-KIS. Dan masuk rawat inapnya itu hanya awal sakit, Alhamdulillah makin ke sini sudah cukup sehat dan menjalani cuci darah seminggu sekali saja,” ucapnya.

Ia merasa tidak sia-sia dengan hadirnya JKN-KIS, sebab tidak dapat terbayangkan olehnya jika harus menjalani cuci darah dengan pembiayaan mandiri. “Istilahnya bagaimana ya jika tidak ada Program JKN-KIS, mungkin dari dulu saya sudah gak ada," katanya.

"Saya juga ngomong sama suami, semenjak ada JKN-KIS berobat menjadi sangat tertolong. Sekali cuci darah hampir Rp 1 juta biaya yang terpakai, selama satu setengah tahun dikalikan seminggu sekali cuci darah, coba fikirkan berapa biaya yang sudah ditanggung BPJS Kesehatan untuk saya, obat pun ditanggung. Meski kelas rawat inap saya berada di kelas 3, namun pelayanan yang didapatkan tetap memuaskan dan tidak dipersulit,” ujarnya menuturkan.

Merasa dirinya sangat tertolong dan beruntung, Usnaini menyampaikan harapan kedepannya agar Program JKN-KIS tetap ada. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS untuk turut merasakan manfaat Program JKN-KIS melalui gotong royong iuran peserta sehat membantu peserta lain yang sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement