Senin 07 Sep 2020 14:39 WIB

Deklarasi KAMI Jabar yang Akhirnya Digelar di Sebuah Rumah

Deklarasi KAMI Jabar, Senin (7/9), digelar secara tertutup.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Seorang massa aksi menunjukkan pin Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat aksi dan deklarasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/9). Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar deklarasi di sebuah rumah di Kota Bandung dan di depan Gedung Sate setelah sempat mendapat kecaman dan penolakan dari berbagai pihak. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Seorang massa aksi menunjukkan pin Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat aksi dan deklarasi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/9). Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar deklarasi di sebuah rumah di Kota Bandung dan di depan Gedung Sate setelah sempat mendapat kecaman dan penolakan dari berbagai pihak. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) digawangi sejumlah tokoh nasional mulai dari Gatot Nurmantyo sampai Din Syamsudin. Kehadiran koalisi ini namun mendapat banyak kecamatan dari berbagai pihak.

Salah satunya, di Jawa Barat keinginan untuk mendeklarasikan KAMI mendapat banyak penolakan. Yakni, mulai dari izin dari manajemen gedung serba guna, hingga didemo sejumlah massa.

Baca Juga

Deklarasi KAMI Jabar, akhirnya dipindahkan ke sebuah rumah di Kota Bandung. Kegiatannya, dibuat secara tertutup, deklarasi ini tidak mendatangkan banyak orang. Ketika ingin masuk ke rumah ini pun mereka yang akan ikut deklarasi akan ditanya petugas internal KAMI Jabar.

Relawan KAMI Jabar yang hadir mayoritas menggenakan pakaian merah dan putih. Tapi tak sedikit juga yang menggenakan baju batik.  Setiap yang datang kemudian mendapat pin KAMI yang harus dipasang di bagian dada.

Sebelumnya, deklarasi KAMI yang digelar Senin (7/9), rencananya akan dilaksanakan di Gedung Bikasoga Kota Bandung. Pamflet digital susunan acara bahkan sudah disebar jauh sebelum acara ini terselanggara. Namun, seminggu jelang deklarasi pihak manajemen Gedung Bikasoga kemudian membatalkan itikad tersebut karena menganggap acara deklarasi bisa melanggar protokol kesehatan Covid-19.

Kemudian, panitia pun memindahkan acara di Hotel Grand Pasundan. Namun, niatan menggelar deklarasi di tempat tersebut juga gagal. Alasannya karena Satgas Covid-19 Kota Bandung melayangkan surat kepada pihak manajemen hotel atas tidak adanya izin untuk menggelar acara tersebut.

"Ini lokasi yang ketiga kita pilih, Insya Allah ini pilihan terbaik," ujar Ketua Panitia Harry Mulyana dalam deklarasi yang diselenggarakan di sebuah rumah di Bandung, Senin (7/9).

Deklarasi tersebut, dihadiri Din Syamsudin dan Gatot Nurmantyo. Menurut Harry, deklarasi ini awalnya akan digelar di gedung dan dihadiri ribuan simpatisan dari Jabar dan Banten. "Bahkan 1.200 orang sudah berencana datang dan sudah memesan bus," katanya.

Namun, kata dia, karena ada penolakan dan izin yang kemudian dibatalkan oleh Satgas Covid-19, pihak panitia meminta para simpatisan ini tak hadir ke Bandung. Penitia pun menyediakan tayangan secara daring baik lewat aplikasi Zoom atau Youtube.

"Dengan berat hati kami meminta kepada mereka untuk membatalkan keinginannya datang ke sini (Bandung)," paparnya.

Menurut Harry, meskipun ada penolakan deklarasi KAMI Jabar tapi antusias masyarakat di berbagai daerah sangat tinggi untuk menggelar acara serupa. Yakni, mulai dari KAMI di Garut, Tasikmalaya, Ciamias, hingga Banten siap melaksanakan kegiatan ini.

Karena, kata dia, koalisi ini dianggap menjadi spirit dan harapan baru bagi Indonesia ke depannya. "Saya yakin KAMI ini akan menggelinding besar seperti bola salju, saya yakin," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement