Ahad 06 Sep 2020 22:51 WIB

Fadli Zon Usul Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan

Fadli Zon mengusulkan Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berencana mengusulkan Kota Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan. Menurut Fadli, orang Sumbar memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan sampai mempertahankan kedaulatan NKRI dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 

Untuk mengenang hal tersebut Fadli berniat mengusulkan Kota Bukittingi harusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat karena pernah menjadi basis perjuangan masa kemerdekaan. "Saya termasuk menginginkan Bukittingi menjadi kota perjuangan,seperti surabaya kota pahlawan karena punya saham, jadi akan ada anggaran spesial dari pusat, ada perhatian khusus," kata Fadli kepada Republika.co.id, Sabtu (6/9) di Kota Bukittinggi.

Baca Juga

Anggota Komisi I DPR RI itu menilai Bukittingi memiliki peran yang sangat krusial karena pernah menjadi ibukota negara yaitu di masa PDRI. Tanpa Bukittingi maka tidak ada negara Indonesia karena Belanda ketika itu sudah berhasil menguasai Yogyakarta dan menawan Sukarno dan Mohammad Hatta. 

Fadli Zon juga menyayangkan pernyataan ketua DPR RI Puan Maharani soal Sumbar dukung pancasila. Fadli menyebut Puan harus tahu bahwa orang Sumbar turut serta dalam perjuangan merumuskan pancasila.

Puan kata Fadli tidak elok mengatakan orang Sumbar tidak Pancasilais hanya atas dasar suara PDIP dan Presiden Joko Widodo rendah pada Pemilu serentak 2019 lalu. "Orang sumbar itu dari dulu punya independensi cukup tinggi, egaliter, tidak bisa diatur dengan mudah, harus diyakinkan dengan memenangkan hati dan pikirannya," ucap Fadli.

Cara memenangkan hati orang Sumbar kata Fadli tidak mudah, apalagi dibeli dengan uang. Karena berpikir logis, terbuka atau sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sudah menjadi karakter Sumbar jauh sebelum indonesia merdeka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement