Ahad 06 Sep 2020 08:04 WIB

Menang Dramatis atas Islandia, Ini Respons Southgate

Inggris meraih kemenangan setelah mencetak gol pada menit terakhir.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih Inggris Gareth Southgate meluapkan kebahagiaan setelah Inggris melaju ke babak 16 besar usai melawan Kolombia, Rabu (3/7), di Moskow, Rusia.
Foto: EPA
Pelatih Inggris Gareth Southgate meluapkan kebahagiaan setelah Inggris melaju ke babak 16 besar usai melawan Kolombia, Rabu (3/7), di Moskow, Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, REYKJAVIC -- Inggris merarih kemenangan tipis 1-0 atas Islandia dalam pertandingan grup B Nations League di Stadio Laugardalsvollur, Islandia, Sabtu (5/9) dini haei WIB. Satu gol Inggris dicetak oleh Raheem Sterling pada menit ke-90 +1 melalui tendangan penalti.

Inggris harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-70 karena bek sayap mereka, Kyle Walker diganjar kartu merah. Pemain Manchester City itu mendapatkan kartu kuning kedua usai melakukan tekel keras. 

Namun beruntung, tim tuan rumah juga mendapatkan kartu merah pada menit ke-89 diberikan kepada S. Ingason. Dua menit kemudian, Inggris berhasil mencetak gol.

Pelatih Inggris Gareth Southgate melihat sisi positif kartu merah yang diterima Walker. Menurutnya timnya menunjukkan mentalitas kuat meski harus bermain sepuluh orang. Ia juga merasa kartu merah itu menandakan timnya lebih memegang kendali pada babak kedua.

“Sangat sulit untuk memenangkan pertandingan sepak bola di level mana pun jika Anda hanya bermain dengan 10 orang. Itu adalah pelajaran yang harus kita diambil. Namun, itu kartu merah yang tidak perlu,” ujarnya usai pertandingan dilansir dari Sky Sports, Ahad (6/9).

Meski memenangkan laga, Southgate memiliki banyak catatan untuk timnya. Ia menilai level permainan seperti melawan Islandia itu sebenarnya masih buruk. Ia ingin anak asuhnya bermain lebih baik lagi dan mencetak gol dengan cara lain.

Adapun Walker sendiri menyesal dengan tekel yang dilakukan. Bagi dia, mendapatkan kartu merah saat berseragam timnas bukan momen yang menyenangkan. Ia pun menyalahkan diri sendiri atas tindakannya itu sehingga merugikan tim.

"Saya harus disalahkan; saya pemain berpengalaman dan harus tahu saya dalam kartu kuning. Membuat tantangan terburu-buru seperti itu tidak dapat diterima dari saya,” kata pemain berusia 30 tahun ini.

Sebagai seorang yang sudah lama bermain di timnas, ia menyadari seharusnya lebih mampu mengelola permainan dengan kartu kuning pada babak pertama yang sudah diterima. Ia sedih karena kartu merah itu didapatkan ketika mendekati akhir kariernya di kancah Internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement