Sabtu 05 Sep 2020 12:03 WIB

Sekjen PLO: Palestina Jadi Korban Ambisi Pemilihan Trump

Sekjen PLO juga mengecam Serbia yang akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Reiny Dwinanda
 Seorang pria Palestina bereaksi setelah pasukan Israel menghancurkan rumahnya di kawasan Tepi Barat Masafer dekat Yatta, 02 September 2020. Sekjen PLO mengecam keputusan Serbia yang memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Seorang pria Palestina bereaksi setelah pasukan Israel menghancurkan rumahnya di kawasan Tepi Barat Masafer dekat Yatta, 02 September 2020. Sekjen PLO mengecam keputusan Serbia yang memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pejabat senior Otoritas Palestina Saeb Erekat mengecam keputusan Serbia yang memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dia pun mengatakan, Palestina saat ini telah menjadi korban ambisi pemilihan Donald Trump pada Pemilu AS 2020.

"Palestina sudah menjadi korban ambisi pemilihan Presiden Trump, yang timnya akan mengambil tindakan apa pun, tidak peduli seberapa akan merusak perdamaian, untuk mencapai pemilihan kembali (di bulan November)," kata Erekat dalam cicitan di Twitter-nya, dilansir Arutz Sheva, Sabtu (5/9).

Baca Juga

Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) itu juga mengungkapkan, langkah yang diambil Serbia pun seperti perjanjian antara Uni Emirat Arab dan Israel di mana kedua negara ini sepakat menormalkan hubungan diplomatik.

Bagi Erekat, langkah sejumlah negara belakangan ini justru bukan soal Perdamaian Timur Tengah. Serbia telah mengumumkan bakal memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem pada Juli 2021 dan Kosovo akan mengakui Israel.

Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu memuji Serbia karena menjadi negara Eropa pertama yang setuju untuk memindahkan kedutaannya. Bahkan, Serbia juga menyatakan bakal berupaya untuk terus meyakinkan negara-negara Eropa lainnya untuk juga melakukannya.

Otortias Palestina telah menolak semua langkah Presiden AS Donald Trump yang berkaitan dengan Israel, termasuk pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan relokasi kedutaan AS ke Yerusalem serta rencana perdamaiannya. Pejabat Otoritas Palestina meyakini bahwa Trump bukan lagi sebagai mediator yang jujur untuk perdamaian Israel dan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement