Jumat 04 Sep 2020 20:44 WIB

Tertangkapnya Agen Mossad Israel dan Alat Canggih Spionase

Keberadaan mossad di Lebanon terbongkar beserta alat canggih mereka.

Rep: Slamet Ginting/ Red: Nashih Nashrullah
Keberadaan mossad di Lebanon terbongkar beserta alat canggih mereka. Teror agen Israel, Mossad (ilustrasi)
Keberadaan mossad di Lebanon terbongkar beserta alat canggih mereka. Teror agen Israel, Mossad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Mata-mata Mossad memang berkeliaran di Lebanon. Pasukan Hisbullah yang dibantu Iran berhasil mengungkap mata-mata tersebut dan melaporkannya kepada dinas rahasia Lebanon.

Bahkan, dalam waktu enam bulan bertugas di Lebanon, pasukan PBB dari mancanegara terhenyak ketika dinas rahasia Lebanon menangkap enam jaringan mata-mata dan agen Israel. 

Baca Juga

Spionase itu ditangkap pada Mei 2007 di beberapa kota di sebelah selatan. Penangkapan di lakukan pihak militer, Direktorat Intelijen Pasukan Lebanon, dan cabang informasi dalam pasukan keamanan negara (ISF).

Tentu saja, penemuan jaringan mata-mata tersebut merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi sistem keamanan Lebanon. Namun, hal tersebut masih menjadi skandal bagi Negara Zionis dan pihak-pihak yang ingin memperkecil peranan dan perencanaan yang dilakukan pasukan mata-mata tersebut, yang terlibat dalam seluruh serangan teror Yahudi di Lebanon.

Penangkapan tersebut membuat pasukan PBB semakin waspada karena mengetahui bahwa Israel tidak rela meninggalkan negara ini begitu saja. Perlengkapan yang disita dari para mata-mata Israel menunjukkan teknologi mata-mata sangat canggih.

Sebuah laporan menyebutkan bahwa harga dari lemari es yang mampu mengirimkan gambar dari Lebanon dan Suriah diperkirakan senilai 100 ribu dolar Amerika Serikat dan USB flash-nya senilai 70 ribu dolar Amerika Serikat. 

Menurut laporan pers, pihak keamanan Lebanon telah mampu menguraikan sandi yang sulit milik mata-mata dan membongkar teknik dan ciri-ciri mata-mata Israel.

Polisi Lebanon memamerkan sejumlah perlengkapan spionase yang dipergunakan oleh jaringan mata-mata Israel di negara tersebut, termasuk sebuah pen dingin air yang dilengkapi dengan alat pemetaan.

“Alat tersebut dipergunakan untuk mengidentifikasi ratusan target di wilayah Lebanon sebelum dan sesudah 2006. Beberapa di antaranya langsung diledakkan pada tahun itu juga,” kata seorang petugas keamanan.

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa seluruh target, termasuk gedunggedung, jembatan-jembatan, dan posko militer telah diledakkan dalam perang. 

Para agen tersebut mempergunakan perlengkapan mata-mata untuk mengirimkan informasi melalui satelit dan internet. Salah satu perlengkapan bersandi yang ditunjukkan kepada wartawan dibuat di bagian dalam lemari.

Selain pendingin air, perlengkapan lainnya, termasuk sebuah dompet wanita berbahan kulit dan gantungan kunci yang memiliki tempat rahasia untuk menyembunyikan kaset rekaman berukuran kecil, sebuah radio dan surat identifikasi adalah palsu. Mata-mata Yahudi menggunakan benda-benda sehari-hari yang tampaknya tidak berbahaya untuk berkomunikasi dengan Israel melalui pesan bersandi khusus.

Seorang petugas keamanan Lebanon membeberkan mahalnya harga sejumlah peralatan, seperti lemari es yang dipergunakan jenderal Purnawirawan Lebanon Adib al-Alam yang bernilai 100 ribu dolar AS. 

As-Safir mengatakan bahwa para tahanan membuat sejumlah pengakuan penting. Alam biasanya menyimpan foto-foto yang diambilnya di Lebanon dan Suriah  di dalam dua lemari es kecil untuk kemudian dikirimkan kepada Israel.  

Sementara itu, kepala Pasukan Keamanan Negara (ISF) ketika itu, Jenderal Ashraf Rifi mengatakan, upaya mengungkap jaringan Mossad adalah tujuan utama dari pasukan keamanan Lebanon dan para informannya. Dia mengatakan, kurangnya kapasitas dapat mencegah terpenuhinya pencapaian, dalam hal ini sejak tahapan awal, namun menekankan bahwa situasi hari ini sudah lebih baik.  

“Kami hanya membutuhkan waktu sejenak untuk membentengi diri dari serbuan mata-mata Mossad di Lebanon,” katanya. Dia menambahkan bahwa ancaman Israel bukan main-main. “Dan, siapa pun yang ingin berhadapan dengan hal tersebut harus sepenuhnya siap.”

Menurut dia, pasukan keamanan telah menangkap seorang agen yang memiliki jaringan dengan Mossad beberapa bulan lalu, namun tidak bersedia membongkar identitasnya. Karena, kami merasa bahwa pencapaian tersebut tidak cukup dan kami tidak seharusnya menyombongkan diri sebelum misi terselesaikan. Dia menambahkan, gerakan ini sudah merintis jalan untuk membongkar banyak jaringan mata-mata di Lebanon.

Rifi mengetengahkan bahwa penangkapan jenderal purnawirawan Adib Alam telah memainkan peranan fundamental dalam membongkar sejumlah jaringan mata-mata. Dia mengharapkan, lebih banyak lagi jaringan mata-mata yang bisa terungkap. Para pejabat Israel menolak memberikan komentar mengenai penangkapan kembali agen-agennya

*Naskah ini dikutip dari Harian Republika yang terbit pada 2011. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement