Jumat 04 Sep 2020 17:36 WIB

Dinas Masih Mendata Penerima, Bantuan Kuota Belum Disalurkan

Bantuan kartu perdana dari Telkomsel ini berbeda dengan kuota gratis Kemdikbud

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah orang tua mengaku kesulitan mengajar anak saat belajar dirumah, selain itu mengalami kendala biaya kuota internet akibat keterbatasan pendapatan ekonomi.
Foto: Thoudy Badai/Republika
Sejumlah orang tua mengaku kesulitan mengajar anak saat belajar dirumah, selain itu mengalami kendala biaya kuota internet akibat keterbatasan pendapatan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menjalin kerja sama dengan Telkomsel untuk memberikan bantuan kartu perdana dan kuota internet yang dapat digunakan guru dan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Namun, bantuan itu tak bisa langsung disalurkan karena Dinas Pendidikan Jabar masih harus melakukan pendataan kepada siswa yang berhak mendapatkan bantuan itu. 

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jabar Wilayah XI Kabupaten Garut, Asep Sudarsono mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan siswa yang memiliki gawai untuk diberikan bantuan. Sebab, belum seluruh siswa di Kabupaten Garut memiliki gawai untuk melakukan PJJ.

"Kalau ada siswa yang tak punya, kita delegasikan ke orang tua. Kalau dua-duanya tak punya, kita akan coba bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memudahkan siswa memiliki handphone. Misalnya, sekolah untuk membelikan dan nanti pembayarannya dicicil," kata dia kepada Republika, Jumat (4/8).

Namun, menurut dia, saat ini pihaknya masih fokus mendata kepemilikan gawai siswa. Ia telah menginstruksikan seluruh kepala sekolah untuk melakukan pendataan itu. 

Selain mendata kepemilikan gawai siswa, lanjut dia, jangkauan sinyal di rumah siswa juga harus dicek. "Jangan sampai sinyal tak ada, hape tak ada, bantuan itu jadi sia-sia," kata dia.

Menurut dia, sebelumnya Dinas Pendidikan Garut juga telah bekerja sama dengan Telkomsel Garut. Dengan adanya kerja sama Telkomsel dan Pemprov Jabar, pihaknya harus memastikan pendataan dilakukan dengan baik agar tak terjadi tumpang tindih penyaluran bantuan kepada siswa dan guru.

Asep menargetkan, proses pendataan itu dapat selesai dalam waktu sepekan. Setelah pendataan selesai, baru kartu perdana dari Telkomsel akan didistribusikan. 

Ihwal pendistribusiannya, setelah data terkumpul, pihak sekolah akan diundang untuk datang ke KCD Pendidikan Garut untuk mengambil bantuan kartu perdana itu. "Karena khawatir kalau Telkomsel ke sekolah langsung ada maksud lain," kata dia.

Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan cabang dinas Wilayah XII Tasikmalaya, Dedi Suryadin mengatakan, bantuan kartu perdana dari Telkomsel ini berbeda dengan bantuan kuota gratis yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Karena itu, untuk mendapatkan bantuan ini, sekolah tak perlu menginput data nomor telepon guru dan siswa melalui data pokok pendidikan (dapodik). 

"Mekanismenya, sekolah hanya perlu mendata siswa dan guru yang memiliki gawai, nanti dapat diberikan bantuan," kata dia. 

Menurut dia, bantuan itu bisa didapatkan melalui kantor cabang pendidikan atau sekolah dapat mengakses bantuan itu langsung dari Dinas Pendidikan Jabar. Menurut dia, dari sekira 300 SMA, SMK, dan SLB yang ada di Tasikmalaya, baru ada satu sekolah yang mendapatkan bantuan itu. Sekolah yang telah mendapat bantuan kartu perdana dari Telkomsel itu adalah SMK 1 Kota Tasikmalaya 

"Sementara distribusi ke sekolah yang lain masih belum, terutama ke sekolah-sekolah swasta. Namun kita pastikan seluruh siswa dan guru akan dapat kartu itu," kata dia.

Dedi mengatakan, kartu perdana untuk siswa dan guru di Tasikmalaya itu bukan satu-satunya bantuan selama pandemi Covid-19 terjadi. Kantor Cabang Pendidikan Tasikmalaya juga telah membuat kerja sama dengan Telkomsel Priangan Timur untuk memberikan kuota murah untuk siswa.

"Berarti nanti saat anak itu sudah punya nomor Telkomsel, mereka bisa beli kuota murah," kata dia.

Kepala SMK 1 Kota Tasikmalaya, Wawan mengaku sudah mendapat bantuan kartu perdana dari Telkomsel untuk guru dan siswa sejak beberapa hari lalu. Bantuan tersebut diperolehnya langsung dari Telkomsel.

Menurut dia, bantuan itu diberikan lantaran pihak sekolah selalu menjalin komunikasi dengan pihak-pihak swasta. Karena itu, banyak pihak yang memberikan bantuan kepada sekolahnya. 

"Hari Jumat ada yang datang ke kami dari XL, memberi bantuan 30 giga per siswa. Alhamdulillah itu sudah terealisasi Senin. Kemarin ada juga dari Telkomsel 10 giga, tapi itu belum didistribusikan karena masih ada dari XL 30 giga," kata dia.

Karena itu, saat ini bantuan kartu perdana dari Telkomsel itu belum didistribusikan kepada sekira 1.600 siswa SMK 1 Kota Tasikmalaya. Bantuan itu akan didistribusikan ketika bantuan kuota sebelumnya telah habis digunakan siswa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement