Jumat 04 Sep 2020 10:41 WIB

Perangi Covid-19 tak Cukup Hanya Bermodal Tawakal

Upaya perangi Covid-19 harus disertai kerja keras di bidang pencegahan.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Indira Rezkisari
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku pasrah dengan segala upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah kota mulai dari pencegahan hingga pengendalian Covid-19.
Foto: Uji Sukma Medianti
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku pasrah dengan segala upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah kota mulai dari pencegahan hingga pengendalian Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan tawakal dalam menghadapi Covid-19 harus disertai dengan upaya keras dalam melakukan pencegahan. Komentarnya menanggapi pernyataan Wali Kota Bekasi yang menyebut pasrah kepada Allah terkait Covid-19 di kotanya.

Tri mengatakan, Pemkot Bekasi harus mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka. Pemkot juga perlu membuat kebijakan untuk mengurangi kontak masyarakat.

Baca Juga

“(Pengurangan) kontak masyarakat akan mengurangi kontak dengan kasus, akan mengurangi penyebaran kasus Covid-19,” jelas Miko, sapaan akrabnya, di Bekasi, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tak ada cara lain dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Kota Bekasi selain mengurangi kontak secara langsung. Dia mengatakan, yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah adalah pelonggaran sosial bukan pembatasan sosial. Sehingga, ada anggapan kalau Covid-19 sudah hilang padahal belum.

“Karena dilakukan pelonggaran sosial, bukan pembatasan sosial, dengan dibuka macam-macam, yang kedua masyarakatnya jadi bingung, mereka bosan dengan apa yang dilakukan,” ungkap dia.

“PSBB kok ada pelanggaran, dibuka macam-macam, jadi masyarakat bertanya, nih ada PSBB apa tidak sih?” tambahnya.

Kendati begitu, Miko juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Pemkot Bekasi, yang sudah melakukan tes massal ke 259 RW di lokasi yang berpotensi terpapar Covid-19. “Artinya baik, dalam menangkap kasus, kasus yang ditangkap itu harus diisolasi dengan baik,” tutur dia.

Sebelumnya, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengaku pasrah dengan segala upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah kota mulai dari pencegahan hingga pengendalian Covid-19. "Yang bisa mengendalikan hanya Allah, kita hanya bagaimana supaya ini tidak terus terus melintang," kata Pepen, sapaan akrabnya, di Stadion Candrabraga, Kota Bekasi, Rabu (2/9).

Dari 37 RW yang ada di zona merah, paling banyak kasus Covid-19 di Kecamatan Bekasi Timur dengan 11 kasus dan Kecamatan Bekasi Barat dengan tujuh kasus. Dia berharap hasil skrining yang dilakukan kepada lima sampel per RW itu mampu mengendalikan kasus positif. "Mudah mudahan dalam waktu 2-3 minggu ke depan bisa kita kendalikan," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement