Jumat 04 Sep 2020 09:01 WIB

Kini, Platform Streaming Jadi Pilihan Utama Penayangan Film

Sejak bioskop ditutup, sineas terdorong beralih putar film di layanan streaming.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Warga menonton film karya sineas Indonesia yang tayang secara daring. Di kalangan sineas Indonesia, masih ada anggapan memutar film di bioskop lebih keren daripada di platform daring.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warga menonton film karya sineas Indonesia yang tayang secara daring. Di kalangan sineas Indonesia, masih ada anggapan memutar film di bioskop lebih keren daripada di platform daring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tren pemanfaatan teknologi digital mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama pandemi Covid-19, tak terkecuali dalam ranah perfilman. Pembatasan yang diterapkan di berbagai negara telah memaksa rumah produksi dan para sineas untuk menunda perilisan film di bioskop atau memilih menayangkannya di layanan film streaming.

Produser film asal Makassar Ichwan Persada mengatakan, pandemi Covid-19 telah mendobrak stigma kolot para sineas Indonesia yang kerap beranggapan bahwa menayangkan film di bioskop adalah sesuatu yang keren. Padahal, jika menilik geliat sineas di Hollywood, layanan streaming sudah lebih dulu dilirik sejak beberapa tahun lalu.

Baca Juga

Menurut Ichwan, pandemi membuat sineas dipaksa menerima kenyataan bahwa ada alternatif selain bioskop untuk memutarkan filmnya. Platform streaming pun jadi pilihan utama saat pandemi.

"Di kita masih ada stigma bahwa bioskop masih keren,” kata produser film Batas, dalam sebuah diskusi yang ditayangkan di Live Instagram Eagle Awards, Rabu (2/9).

 

Tidak seperti bioskop, menurut Ichwan, layanan streaming juga memiliki spektrum yang luas. Semua jenis film baik itu film panjang, dokumenter, serial, hingga film pendek memiliki kesempatan dan ruang yang sama di streaming.  Layanan streaming juga dinilai lebih mampu memberi kebebasan bagi para sineas untuk mengembangkan ide dan cerita, karena regulasinya masih longgar.

“Adegan-adegan masih bisa lebih bebas, tapi tetep kami pakai disclaimer. Jadi ini ibarat kebebasan yang mewah,” ungkap Ichwan.

Ichwan yang telah memproduseri beberapa film itu kini tengah mengerjakan proyek film serial untuk tayang streaming. Ia mengaku tertantang menggarap serial, karena di Indonesia serial masih langka digarap.

“Di kita lebih banyaknya sinetron yang stripping. Sepuluh tahun lalu mungkin ada serial, tapi belakangan ini tidak ada. Ini jadi adaptasi yang menantang dan membuka kesempatan untuk para sineas lain,” kata Ichwan berduet dengan Marcella Zalianty untuk memproduseri film Batas (2011).

Mengantongi pengalaman bekerja sama dengan sutradara kenamaan seperti Angga Dwimas Sasongko dan Salman Aristo, membuat Ichwan cukup percaya diri menggarap film serial. Menurut sienas yang aktif di dunia perfilman sejak tahun 2003 ini, setiap kesalahan dan pengalaman yang telah ia dapat di masa lalu menjadi pelajaran berharga untuk mengasah kreativitasnya kini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement