Jumat 04 Sep 2020 02:08 WIB

Kemendikbud Ajukan Rp 1,49 T untuk Digitalisasi Sekolah

Anggaran digital Rp 1,49 triliun akan dibagi menjadi empat program prioritas.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolandha
Mendikbud Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020). Rapat itu membahas RKA K/L tahun 2021 serta usulan program-program yang akan didanai oleh dana alokasi khusus (DAK).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Mendikbud Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020). Rapat itu membahas RKA K/L tahun 2021 serta usulan program-program yang akan didanai oleh dana alokasi khusus (DAK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajukan anggaran Rp 1,49 triliun untuk program digitalisasi sekolah tahun 2021. Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, ia ingin siswa maupun guru di daerah bisa merdeka mendapatkan akses konten pembelajaran melalui program ini.

"Kemerdekaan untuk bisa di manapun di daerah manapun mendapatkan akses konten-konten kurikulum yang baik, mendapatkan akses ke konten pengajaran, akses pelatihan, dan juga berbagai bantuan yang bisa diberikan melalui layanan digital," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, disiarkan melalui Youtube, Kamis (3/9).

Baca Juga

Adapun rincian pengajuan anggaran dalam program digitalisasi sekolah dibagi menjadi empat program. Program-program tersebut adalah Rp 109,85 miliar untuk penguatan platform digital, anggaran untuk bahan ajar dan model Rp 74,02 miliar, konten program TVRI Rp 132 miliar, dan penyedia sarana prasarana TIK Rp 1,175 triliun.

"Jadinya, program digitalisasi sekolah ini ada yang macam-macam. Ada yang berjalan terus seperti penguatan platform digital kita untuk membantu sekolah, optimasi anggaran kurikulum online, dan lain-lain," kata Nadiem menambahkan.

Ia juga ingin bahan ajar yang dibuat nantinya tidak hanya bisa dimanfaatkan secara offline. Nadiem ingin bahan ajar ini bisa tersedia secara online dan lebih interaktif.

Selain itu, Kemendikbud juga ingin mempertahankan konten-konten belajar dari rumah di TVRI. "Ini bukan hanya sesuatu yang mau kita lakukan di masa pandemi, tapi ini merupakan inovasi karena respons masyarakat yang positif, kita akan terus meningkatkan ini sebagai salah satu channel suplemen, baik kurikulum maupun non kurikulum," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement