Kamis 03 Sep 2020 16:57 WIB

Pengurus Cabor Ancam Lakukan Mosi tak Percaya ke KONI KBB 

KONI KBB mendapat hibah dari Pemda sebesar Rp 10 miliar untuk anggaran 2020. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ketua Cabor Gantole Kabupaten Bandung Barat, Dadang Kardus.
Foto: Istimewa
Ketua Cabor Gantole Kabupaten Bandung Barat, Dadang Kardus.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengurus cabang olahraga (Cabor) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengancam akan melakukan demo dan mengajukan mosi tidak percaya kepada para pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI KBB. Hal itu seiring dengan belum cairnya anggaran tahap kedua untuk cabor cabor yang ada di KBB. 

Menurut Ketua Cabor Gantole Kabupaten Bandung Barat, Dadang Kardus, saat ini para pengurus cabor di KBB menuntut Koni KBB untuk segera mencairkan anggaran untuk cabor.  

Dadang menjelaskan, KONI KBB mendapat hibah dari Pemda sebesar Rp 10 miliar untuk anggaran 2020. Anggaran tersebut, diperuntukan 70 persen untuk pembinaan atlit dan 30 persen pembinaan organisasi. 

Sesuai dengan yang direncanakan, kata dia, dari anggaran yang diajukan Rp 20 miliar cair Rp 10 miliar. Anggaran tersebut, telah disalurkan untuk dop, atlit, dan untuk cabor telah dicairkan Rp 3 miliar.

"Sekarang mau dicairkan lagi tahap kedua, yang mana untuk pencairan dop, insentif atlit, dan mekanik dan pelatih. Tetapi sampai saat ini belum terealisasi dari Koni," ujar Dadang kepada wartawan, Rabu (2/9).

Menurut Dadang, terkait hal itu para pengurus cabor pun sempat melakukan audiensi dengan DPRD KBB. Bahkan, dari dewan pun sempat mempertanyakan hal tersebut kepada pengurus Koni KBB. 

"Waktu itu audiensi dengan dewan diikuti 6 cabor dan diikuti dari Koni. Ditanyakan disitu sama dewan kenapa samapai belum dicairkan. Jawaban bendahara umum kepada dewan, ternyata tidak ada anggaran, dalam artian kas kosong," katanya.

Dadang mengatakan, tidak tahu kenapa kas kosong. Setelah itu, dewan mengharapkan kepada pengurus Koni, agar di Agustus ini segera dibayarkan untuk cabor, atlit dan lainnya. Tetapi sampai bulan September sekarang yang realisasi pencairan ke cabor baru 6 cabor, terutama yang ikut audiensi. 

"Sehingga hal itu menimbulkan kecemburuan cabor lain," katanya.

Jumlah cabor di KBB sendiri, kata dia, ada 59 cabor. Namun, anggaran yang dicairkan baru untul 6 cabor. 

"Akhirnya terjadi kekacauan seperti sekarang ini. Cabor menuntut untuk segera dicairkan haknya tetapi belum tercairkan sampai saat ini," katanya. 

Tuntutan Cabor, kata dia, kepada pengurus KONI, adalah apabila tidak ada penyelesaian berarti nanti di RAT akan dipertanyakan lagi. "Kalau tidak ditanggapi kita akan mengajukan demo dan mosi tidak percaya," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement