Kamis 03 Sep 2020 16:05 WIB

India Larang Gim PUBG dan 118 Aplikasi Asal China

India menuding aplikasi dari China mencuri data pelanggan

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
PUBG Mobile
Foto: PUBG Mobile
PUBG Mobile

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Aplikasi asal China yang digunakan oleh jutaan orang di India untuk segala hal mulai dari untuk berfoto hingga bermain gim dibatasi saat sengketa perbatasan antara kedua negara semakin meluas. Lebih dari 118 lebih aplikasi asal Negeri Tirai Bambu itu telah diarang di India.

Di antara aplikasi asal China yang dilarang digunakan di India saat ini adalah PUBG. Itu adalah aplikasi gim yang populer, namun kini dianggap berbahaya karena dianggap mempromosikan kegiatan merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara dan ketertiban umum. 

Baca Juga

Aplikasi seluler PUBG memiliki jutaan pengguna muda di India. Perusahaan tersebut mengatakan telah mengetahui tindakan, namun tidak memberikan komentar. PUBG dikembangkan oleh perusahaan Korea Selatan (Korsel), tetapi versi seluler yang telah diluncurkan di seluruh dunia dikembangkan oleh perusahaan internet China, Tencent. 

Selain itu, aplikasi lain yang ditargetkan India termasuk gim, layanan pembayaran daring, situs kencan, dan bahkan perangkat lunak untuk mengedit foto. India dan China, yang berperang di perbatasan pada 1962 telah terlibat dalam serangkaian bentrokan dan mematikan di perbatasan Himalaya yang disengketakan dalam beberapa pekan terakhir. 

Pada Juni, setidaknya 20 tentara India tewas dalam pertempuran jarak dekat di wilayah Ladakh. Seorang anggota pasukan khusus India tewas dalam salah satu dari dua insiden pada akhir pekan lalu. Sementara, China juga memiliki korban dalam pertempuran di ketinggian lebih dari 4.200 meter atau 13.800 kaki. 

Sejak pertempuran pada Juni, India telah melarang 59 aplikasi dari China. Salah satunya termasuk TikTok. Kemudian ada 47 lainnya yang ditambahkan dalam daftar larangan pada Juli. Dalam langkah terbaru, kementerian teknologi India menuduh aplikasi tersebut mencuri data pengguna dan memindahkannya ke luar negeri.

India semakin sering menggunakan hubungan ekonomi untuk melawan China dalam perselisihan tersebut. Selain melarang aplikasi, India telah membekukan kontrak perusahaan China dari kontrak termasuk untuk infrastruktur ponsel 5G dan memblokir barang-barang dari China di pelabuhan dan pos bea cukai.

India telah memperingatkan bahwa hubungan tersebut berisiko mengalami kerusakan permanen kecuali China menarik pasukannya kembali ke posisi yang mereka pegang sebelum Mei. Ketegangan di perbatasan sekarang berada pada tingkat tertinggi sejak perang pada 1962. 

Kedua belah pihak telah mengirim puluhan ribu tentara ke wilayah itu dengan India mengirim lebih banyak sejak akhir pekan lalu. Perwira militer India dan China mengadakan pembicaraan darurat hari ketiga di perbatasan pada Rabu (2/9) kemarin, tetapi tidak ada kemajuan dalam meredakan situasi ketegangan yang telah dilaporkan.

India menuduh pasukan China berusaha merebut lebih banyak wilayah tetapi pasukannya, termasuk pasukan khusus, merebut sejumlah bukit yang mendominasi lembah strategis. China bereaksi dengan mengatakn sejak awal tahun ini, India telah berulang kali melanggar perjanjian bilateral dan konsensus penting di perbatasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement