Kamis 03 Sep 2020 11:49 WIB

Twitter Selidiki Peretasan Akun PM India

Twitter mengonfirmasi akun pribadi milik Perdana Menteri India Narendra Modi diretas

Rep: Rizky Jaramaya/Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Twitter
Foto: AP Photo/Richard Drew
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Twitter mengonfirmasi akun pribadi milik Perdana Menteri India Narendra Modi telah diretas pada Kamis (3/9). Twitter mengatakan pihaknya telah mengetahui aktivitas peretasan tersebut dan mengambil langkah untuk mengamankan akun Modi.

"Kami secara aktif menyelidiki situasinya. Saat ini, kami tidak mengetahui adanya akun lain yang terpengaruh," ujar juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan dilansir Reuters.

Baca Juga

Kantor Modi belum menanggapi permintaan komentar terkait peretasan tersebut. Diketahui, peretas menuliskan cicitan yang meminta para pengikut Modi untuk menyumbangkan dana bantuan melalui mata uang kripto namun cicitan itu kemudian dihapus.

"Saya mengimbau Anda semua untuk menyumbang kepada PM National Relief Fund untuk Covid-19 melalui cryptocurrency," tulis peretas dalam akun Twitter Modi  dilansir India Today.

Setelah cicitan tersebut, kemudian muncul unggahan yang menyatakan bahwa akun Modi telah diretas oleh John Wick. "Akun ini diretas oleh John Wick ([email protected]), Kami belum meretas Paytm Mall," ujar cicitan itu.

Kantor Modi tidak langsung menanggapi peretasan atas kicauan yang diposting di akun @narendramodi_in tersebut. Akun tersebut memiliki lebih dari 2,5 juta pengikut dan menjadi akun Twitter resmi untuk situs web pribadi Modi (www.narendramodi.in/) dan aplikasi seluler Narendra Modi.

Kicauan hasil peretasan ini meminta para pengikut untuk menyumbang ke Dana Bantuan Nasional PM melalui mata uang kripto dan telah dihapus. Sedangkan akun Twitter pribadi Modi tidak terpengaruh oleh insiden ini dan memiliki lebih dari 61 juta pengikut.

Peretas pada Juli telah mengakses sistem internal Twitter untuk membajak beberapa tokoh terkemuka, termasuk kandidat presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan miliarder Elon Musk. Akun mereka digunakan untuk meminta mata uang digital yang juga terjadi pada Modi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement