Kamis 03 Sep 2020 11:48 WIB

Pemakaian Masker Sangat Efektif Cegah Penularan Covid-19

Dengan penggunaan masker, risiko penularannya lebih kecil.

Pekerja menyelesaikan pembuatan masker kain lukis (ilustrasi)
Foto: Antara/Maulana Surya
Pekerja menyelesaikan pembuatan masker kain lukis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spesialis paru Rumah Sakit (RS) Persahabatan dr Andika Chandra Putra mengatakan pemakaian masker sangat efektif untuk mencegah risiko penularan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. "Sangat efektif. Apalagi banyak referensi menyatakan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 ini melalui airbone atau small droplet. Sehingga tentu dengan penggunaan masker, risiko penularannya lebih kecil," kata dia di Jakarta, Kamis (3/9).

Ia mengatakan bahwa dengan memakai masker, risiko penularan Covid-19 yang ditularkan melalui udara atau percikan dapat dicegah sehingga peningkatan kasus Covid-19 di dalam masyarakat juga dapat dikendalikan.

Baca Juga

"Karena sebenarnya yang paling penting dalam penanganan ini adalah mencegah atau menurunkan risiko penularan. Karena kalau di rumah sakit itu sudah tertular, sudah sakit, sudah ada keluhan. Sekarang bagaimana kita menurunkan risiko penularannya," katanya.

Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus mematuhi anjuran pemerintah tentang perlunya memakai masker untuk menurunkan risiko penularan. Namun demikian, ia juga menekankan bahwa pencegahan risiko penularan Covid-19 tidak cukup hanya dengan menggunakan masker. Tetapi pencegahan perlu juga dilengkapi dengan penerapan protokol kesehatan lainnya.

 

"Jadi tidak cukup dengan hanya misalnya pakai masker artinya semua masalah selesai, enggak juga. Jadi dalam WHO itu ada namanya engineering control, ada administrative control, termasuk salah satunya penggunaan masker, jaga jarak dan mengurangi keramaian di satu ruangan," ujar dia.

Ia memberikan contoh misalnya saat seseorang terpaksa berada di satu ruangan tertutup bersama dengan banyak orang, seperti saat naik kereta api, maka orang tersebut perlu memastikan bahwa dirinya sudah mencuci tangan, memakai masker dan posisinya tidak berdekatan dengan penumpang lain.

"Kemudian juga jumlah penumpang di tempat itu perlu dipastikan hanya 50 persen, karena untuk mengurangi risiko. Atau penumpang-penumpang yang memiliki keluhan tidak boleh masuk ke kereta," katanya.

Jika memungkinkan, seseorang itu bisa membuka jendela kereta sehingga ada pertukaran udara untuk mengurangi risiko penularan. Namun, ketika ruangan yang ditempati tidak memungkinkan dibukanya jendela, seperti saat di dalam gedung perkantoran, maka kantor perlu memasang hepa filter untuk memastikan udara tetap bersih.

"Artinya pertukaran udara di dalam ruangan itu harus tetap ada, selain tetap memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan lainnya," demikian kata Andika.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement