Kamis 03 Sep 2020 09:20 WIB

Doa untuk Dokter dan Tenaga Kesehatan

IDI mengajak masyarakat mendoakan dokter dan nakes yang terlibat penanganan Covid-19.

Ratusan tenaga medis melepas pemberangkatan jenazah dokter anestesi Imai Indra, yang meninggal akibat COVID-19 di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Rabu (2/9/2020). Dokter Imai Indra Sp.An merupakan dokter pertama di Aceh yang meninggal akibat COVID-19, sementara seratus lebih tenaga medis lainnya juga positif COVID-19 dan tengah menjalani perawatan.
Foto: AMPELSA/ANTARA
Ratusan tenaga medis melepas pemberangkatan jenazah dokter anestesi Imai Indra, yang meninggal akibat COVID-19 di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Rabu (2/9/2020). Dokter Imai Indra Sp.An merupakan dokter pertama di Aceh yang meninggal akibat COVID-19, sementara seratus lebih tenaga medis lainnya juga positif COVID-19 dan tengah menjalani perawatan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Arie Lukihardianti, Dessy Suciati Saputri

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak masyarakat untuk berdoa untuk para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) yang gugur, serta mereka yang masih berada di garis depan dalam penanganan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Sementara, bagi tenaga medis yang berjuang diberikan perlindungan ketika melakukan penanganan medis pasien Covid-19.

Baca Juga

IDI yang menginisiasi doa bersama ini berharap dapat memberikan ketahanan mental kepada para dokter dan nakes yang masih berjuang menghadapi pasien Covid-19 serta mendoakan atas perlindungan terhadap mereka dan keselamatan rakyat Indonesia di tengah pandemi. Doa yang dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, K.H. Abdul Hakim Mahfudz diikuti ribuan masyarakat Indonesia, yang tersambung langsung melalui kanal Youtube serta ruang digital Zoom, pada Rabu (2/9) malam.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebagai pemerintah menyampaikan duka yang sangat mendalam kepada para dokter dan nakes yang wafat dalam menyelamatkan pasien dari wabah Covid-19. Ia mengeklaim, pemerintah berusaha keras untuk membantu dan mendukung para dokter dan tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19.

Menurutnya, dokter adalah kelompok rentan karena berada di garis depan, sehingga membutuhkan dukungan untuk membangun rasa aman dan menjamin keselamatan dalam bertugas. Sebab, tenaga medis adalah garda terdepan atau queen of battle.

"Mereka tidak bisa ditinggal sendirian. Kebutuhan perlu dipenuhi agar mereka dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan tokoh Islam, Gus Mus mengungkapkan kesedihan mendalam atas wafatnya penjuang kemanusiaan. Ia menekankan bahwa pandemi ini adalah persoalan bersama. Artinya ini bukan hanya persolaan para dokter atau tenaga medis tetapi permasalahan semua pihak karena virus ini menimpa semua.

"Kita tidak boleh melepas tangan untuk memerangi virus ini. Ini akan memberikan kesia-siaan merka yang telah berjuang mengakhiri Covid,” ujar Gus Mus.

Ia mengajak semua pihak untuk mengakhiri Covid-19 di Tanah Air dengan mematuhi untuk menerapkan protokol kesehatan dengan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Wakil Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi berpesan dalam mengakhiri Covid-19, masyarakat berperan penting dalam memutus rantai penularan melalui 3M. Usai pelaksanaan doa bersama, Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada IDI yang menaungi para dokter.

“Jadikan masyarakat sebagai ujung tombak penanganan Covid-19 dan tenaga medis sebagai benteng terakhir,” ujar Doni.

In Picture: Anggaran Dana Insentif Tenaga Kesehatan Covid-19

photo
Seorang tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri sebelum memberikan makanan kepada pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bandung, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Kementerian Kesehatan menyebut anggaran untuk insentif tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 mencapai Rp1,9 triliun baik di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan institusi kesehatan pusat. - (ANTARA/RAISAN AL FARISI)

Pengurus Besar (PB) IDI mencatat sedikitnya 100 dokter meninggal dunia saat menangani pasien virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih  mengaku prihatin mendengar kabar 100 dokter yang gugur saat menangani pasien Covid-19.

"Saya berharap mereka (dokter yang meninggal saat menangani Covid-19) mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya," ujarnya dalam acara yang sama.

Ia berharap acara ini menjadi titik balik bagi semua pihak untuk bergandengan tangan, gotong royong secara bersama-sama. Mudah-mudahan, dia melanjutkan, kematian dokter saat menangani Covid-19 mengilhami dan menjadi teladan termasuk bagi petugas kesehatan khususnya bagi dokter untuk terus berkomitmen yang kuat, bersemangat, berdiri tegak untuk mengabdi kepada kemanusiaan.

Daeng berharap para dokter tetap selamat dalam menjalankan tugas mengabdi kepada kemanusiaan ini. Mudah-mudahan para tenaga medis tetap diberikan kesehatan, keselamatan, perlindungan, pertolongan oleh Allah Tuhan YME dan dimudahkan urusannya.

"Sehingga mereka bisa dengan tegar, semangat, dan sehat membantu pasien yang sakit Covid-19 untuk dirawat sampai sembuh," katanya.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga ikut berduka atas meninggalnya 100 dokter saat menangani pasien Covid-19. Ridwan Kamil pun, mengajak warga mengheningkan cipta dan mendoakan dokter yang telah meninggal dalam perjuangan merawat korban Covid-19.

“Mari mendoakan para pahlawan dari kalangan dokter yang sudah berjuang merawat korban covid namun akhirnya harus berpulang ke hadirat Tuhan YME,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Kota Bandung, Rabu (2/9).

Menurut Emil, dengan ada 100 dokter yang telah meninggal semakin menguatkan fakta bahwa pandemi ini persoalan sangat serius. Namun, meskipun tidak mudah dan berat, menurut Emil, bukan berarti pandemi ini mustahil dikalahkan, terlebih saat ini vaksin dengan dikembangkan yang berarti ujung Covid-19 sudah mulai terlihat.

“Hilalnya sudah terlihat, kira-kira begitu,” katanya.

Lewat Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, Presiden Joko Widodo (Jokowi), kemarin juga menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya para tenaga medis saat menangani pandemi Covid-19. Presiden juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tenaga medis yang bekerja keras sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

"Pemerintah menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk melindungi tenaga medis kita, termasuk APD lengkap dan insentif," tambah dia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta agar jam kerja nakes dibatasi. Sehingga, tak menyebabkan kelelahan dan menurunkan kondisi kesehatan tenaga medis.

“Jumlah rasio dokter dan pasien yang ditangani di rumah sakit juga harus dikendalikan dengan cara waktu jam kerja juga dibatasi agar tidak timbul kelelahan pada tenaga kesehatan,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/9).

photo
karikatur opini TURUT BERDUKA CITA karya Daan Yahya - (Daan Yahya/Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement