Rabu 02 Sep 2020 17:23 WIB

Kemenhan Intens Bahas Program Bela Negara dengan Kemendikbud

Kemenhan berharap program Bela Negara bisa dimulai dari usia dini.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sedang intens menjalin komunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait kerja sama program Bela Negara untuk mahasiswa. Terkait seperti apa bentuk program Bela Negara tersebut, kedua kementerian masih menggodoknya.

"Saya berkali-kali menyampaikan bahwa kita, saya dengan menhan sekarang ini intens berbicara dengan Kemendikbud untuk menyiapkan suatu program," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono di sela rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/9).

Baca Juga

Ia berharap program tersebut bisa dimulai dari usia dini. "Kenapa karena tantangan kita ke depan itu adalah seperti sekarang dunia ini sudah menjadi broadband sehingga segala macem bentuk serangan dari luar sebagainya bisa melalui situ, ini sedang kita jalankan," ujarnya.

Ia kembali menjelaskan bela negara adalah sebuah sikap, tekad, perilaku warga negara yang  menunjukan kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.  Karena itu, lanjutnya, Program Bela Negara harus dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia mulai dari anak-anak sampai orang tua.

"Sementara komponen cadangan (komcad) adalah komponen untuk melapisgandakan kekuatan TNI untuk menghadapi ancaman militer. Jadi komcad disiapkan menjadi cadangan militer sehingga harus diberi latihan mendasar militer dan komcad terdiri dari tamtama cadangan, bintara cadangan dan perwira cadangan," jelasnya.

Sebelumnya Trenggono menerangkan, Kemenhan melalui program Bela Negara akan terus menyadarkan masyarakat untuk bangga sebagai orang Indonesia. Menurut dia, kecintaan terhadap negara oleh milenial bisa ditunjukkan dengan bergabung dalam Komponen Cadangan (Komcad).

"Komcad ini bukan wajib militer. Ini kesadaran dari warga masyarakat yang ingin membela negara jika terjadi perang, difasilitasi dengan memberikan pelatihan selama beberapa bulan. Usai latihan dikembalikan ke masyarakat. Jika negara dalam keadaan perang, mereka siap bertempur," ungkap Trenggono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement